Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso akan segera memasuki masa purnatugas. Kini, dia berusia 57 tahun dan akan pensiun pada Februari 2018.
Pria yang akrab disapa Buwas itu berharap meski sudah tidak di bawah kepemimpinannya, BNN tetap mendapat dukungan dari lembaga dan kementerian, termasuk TNI, dalam memberantas peredaran narkoba.
"Tahun depan saya akan mengakhiri tugas di BNN. Harapannya tentu BNN tetap harus terdukung dan dikuatkan dengan sinergitas dari kementerian/lembaga, termasuk teman-teman TNI," ujar Budi Waseso di Gedung 745 Teknik Sanitasi Angkasa Pura II Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/12 /2017).
Advertisement
Dia juga yakin penggantinya akan memimpin BNN jauh lebih baik darinya. Dia berharap penggantinya akan meneruskan sistem yang dibangunnya.
"Karena saya sudah bangun sistem di BNN. Pengganti saya nanti pasti lebih hebat daripada sama saya. Percaya sama saya," kata Budi Waseso.
Kata Wiranto
Menteri Koordinator Bidang Polhukam Wiranto mengapresiasi kinerja BNN di bawah pimpinan Budi Waseso.
"Saya secara pribadi dan terima kasih menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pak Budi Waseso dan staf di mana Beliau yang akan segera pensiun," ucap Wiranto.
Wiranto berpesan kepada Buwas agar tidak pernah berhenti mengabdikan diri untuk Indonesia. Ia yakin Buwas punya kemampuan lebih yang masih bisa dimanfaatkan di bidang apa pun nantinya.
"Jangan pernah berhenti berjuang. Saya yakin dengan kemampuan Pak Buwas akan tetap dipakai mendapatkan lahan pengabdian di negeri yang kita cintai ini," kata Wiranto.
Advertisement
Buwas Geram
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso dibuat geram dengan perilaku bandar narkotika di Indonesia. Dia berharap dapat mengeksekusi mati para perusak generasi bangsa itu dengan cara menembak mati mereka.
"Sebenarnya amunisi kami cukup untuk 58 ribu. Tapi mereka (bandar) tidak melawan. Kami berharap mereka melawan, senjata menganggur nih. Senjata saya kok enggak meledak-ledak," kata Buwas, sapaan Budi Waseso, di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (27/12/2017).
Seharusnya, kata Buwas, para bandar tersebut layak dieksekusi mati. "Cukup ditaruh di lapangan, enggak usah ribut-ribut, tembak, selesai. Kalau ditanya sudah mati," kata Buwas.
Perilaku bandar saat ini sudah tidak manusiawi dan berperasaan. Ditambah lagi jaringan para bandar yang cukup kuat dalam mengedarkan narkoba. Belum lagi prosedur eksekusi para bandar yang dinilainya cukup rumit.
"Harus melihat dari sisi korban-korbannya, dari kebiadaban mereka. Bukan dilihat dari keluarga pelaku nangis," tegas Buwas.
Mengacu pada negara lain, Indonesia seharusnya mengeksekusi mati narapidana secara diam-diam. "Tidak usah diramaikan," ujar Buwas.
Sepanjang menjabat Kepala BNN, Buwas kerap menemukan peredaran narkoba di balik jeruji besi. Inilah salah satu yang dinilainya tidak mudah dalam mengungkap peredaran narkoba.
"Di lapas itu tidak bisa lagi dijaga manusia, harus dijaga buaya. Sistem harus diperbaiki agar bandar jaringan tidak lagi berhubungan dengan sipir atau di lapas," kata Buwas.
Saksikan video pilihan di bawah ini: