Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita blusukan ke Pasar Pingit Yogyakarta, Sabtu (30/12/2017). Kedatangannya menggantikan Presiden Jokowi yang berhalangan hadir, sekalipun orang nomor satu di Indonesia itu juga sedang berada di Yogyakarta.
Enggar tidak hanya memotong pita tanda Pasar Pingit resmi dibuka pascarevitalisasi. Dia juga berjalan-jalan ke dalam pasar dan berbincang dengan pedagang.
Enggar membeli kerupuk rambak di salah satu pedagang. Lima bungkus kerupuk Rambak seharga Rp 20.000 diangkutnya. Ia membayar dengan selembar uang Rp 50.000 dan tidak meminta uang kembalian.
Advertisement
Ketidakhadiran Jokowi sempat membuat sejumlah pedagang kecewa, meskipun demikian mereka beranggapan kedatangan Menteri Perdagangan juga sudah cukup mengobati. Terlebih bagi Suparni, pedagang makanan yang dagangannya berupa kerupuk rambak dibeli Enggar.
"Alhamdulilah dapat rezeki, semoga selalu laris," ucap perempuan berusia 58 tahun itu. Enggar yang memberi uang lebih dianggapnya sebagai penglaris dagangannya hari ini.
Suparni sudah berjualan di Pasar Pingit selama 35 tahun. Ia merasakan perbedaan kondisi pasar sebelum dan sesudah revitalisasi.
"Dulu pasar jelek dan kumuh, sekarang sudah bagus, semoga tambah ramai pembeli," kata warga Bantul itu.
Enggar bercerita sebenarnya Presiden Jokowi ingin meninjau dan meresmikan tetapi karena kepadatan jadwal hal itu urung dilakukan. Jokowi senang berkunjung ke pasar tradisional untuk mengecek secara langsung laporan dari Kementerian Perdagangan.
"Kami sampaikan permohonan maaf dari Presiden dan menugaskan saya selaku menteri perdagangan," tutur dia.
Revitalisasi Pasar
Pasar Pingit Yogyakarta menjadi pusat peresmian lima pasar rakyat yang direvitalisasi di Yogyakarta. Empat pasar lainnya, yakni Pasar Semin, Pasar Trowono, Pasar Sentolo, dan Pasar Telukan.
Pasar Pingit terbagi dalam beberapa zonasi, antara lain, kuliner, ikan hias, barang kebutuhan sehari-hari, dan pakaian. Revitalisasi pasar dilakukan pada 2016 dengan dana Tugas Pembantuan (TP) sebesar Rp 6 miliar.
Pasar ini memiliki 18 kios, 173 unit los, dan 32 unit lapak. Sebanyak 228 pedagang menggantungkan hidup di tempat ini dengan omzet per bulan mencapai Rp 2 miliar.
Enggar menyebutkan, Presiden Jokowi menargetkan revitalisasi 5.000 pasar. Sampai dengan saat ini sudah ada 2.900-an pasar yang direvitalisasi.
"Kekurangannya akan kami kejar di 2018 dengan target 1.200 pasar dan pada 2019 ada 1.000 pasar, jadi target terpenuhi," kata Enggar.
Ia menilai, revitalisasi pasar tradisional perlu dilakukan karena tempat itu menjadi denyut nadi perekonomian rakyat suatu daerah. Lewat revitalisasi, pasar tradisional memiliki kondisi fisik yang lebih nyaman, tidak kumuh, dan bau.
Bahkan, Enggar menganalogikan, jika ingin melihat budaya suatu bangsa, kunjungilah pasar tradisionalnya.
Pemerintah juga berupaya mendorong perkembangan pasar tradisional dengan mulai memberikan kredit murah perbankan untuk pedagang pasar. Pasalnya, pengembangan pasar tradisional tidak melulu soal fisik, tetapi juga memperhatikan pedagang.
Ia juga membuat kebijakan pasar retail modern wajib menyediakan akses barang dari distributor kepada pedagang tradisional. Pedagang tradisional punya pilihan, mengambil dari distributor biasa atau yang disediakan retail modern.
"Kehadiran pasar retail modern itu keniscayaan tetapi tidak boleh membunuh (pasar tradisional)," tutur Enggar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement