Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, kepercayaan publik terhadap Polri meningkat signifikan. Hal itu sesuai dengan hasil jajak pendapat beberapa lembaga survei dan Ombudsman pada akhir 2017 lalu.
Pada awal 2015 lalu, kata Tito, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri hanya sebesar 60 persen. Namun pada akhir 2017, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri dari beberapa lembaga survei menunjukkan peningkatan pada angka 70 persen ke atas.
"Angka tertinggi 79 persen, menjadi lembaga nomor tiga setelah KPK dan TNI (tingkat kepercayaan publiknya)," kata Tito Karnavian di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (3/1/2018).
Advertisement
Peningkatan yang paling terlihat terutama pada bidang pelayanan masyarakat, seperti pengurusan SIM, STNK, dan SKCK.
Namun Tito Karnavian tak menampik masih ada sejumlah catatan dalam pelayanan publik ini.
80 Persen Baik
Dari 171 Polres yang diperiksa Ombudsman, kata Tito, 80 persen di antaranya dinyatakan baik dalam melayani masyarakat. 20 Persen selebihnya masih berapot merah.
"Itu kami jadikan bahan evaluasi ada apa ini. Kalau masalah leadership, kami ganti leadernya, kalau infrastruktur kami akan dukung," kata dia.
Sementara dalam bidang pelayanan hukum, hanya terjadi peningkatan sebesar satu persen. Menurut Tito, layanan ini yang masih menjadi kendala bagi Polri. Masih banyak komponen dari masyarakat berkaitan dengan pelayanan hukum.
"Salah satu komplen masyarakat mengenai masalah penanganan kasus hukum, kemudian masalah KKN, dan masih kurang maksimalnya pemeberantasan penyuapan," ucap Tito.
Advertisement
Berantas Suap dan Korupsi
Karena itu, jenderal bintang empat tersebut meminta kepada jajarannya, terutama Satgas Saber Pungli untuk lebih gencar melakukan pemberantasan terhadap praktik suap dan korupsi di tubuh Polri.
"Kapolda juga saya minta segera gencarkan dan setiap bulan evaluasi. Mana ada hasil atau tidak kami akan berikan reward and punishment," tandas Tito.
Saksikan video pilihan di bawah ini: