Sukses

Jokowi Undang Raja dan Sultan se-Indonesia di Istana Bogor

Jokowi mengumpulkan raja dan sultan se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Kamis (4/1/2017) untuk melakukan audiensi.

Liputan6.com, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan raja dan sultan se-Indonesia untuk melakukan audiensi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/1/2017). Sekitar 90 tamu yang berasal dari berbagai daerah se-Indonesia diundang dalam acara ini.

Pantauan Liputan6.com, audiensi dimulai pada pukul 10.30 WIB. Para tamu yang hadir tersebut mengenakan baju adat dari masing-masing daerah. Mereka akrab berbincang satu sama lainnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Efendy mengaku telah berdialog dengan 90 orang pemangku kesultanan dan keraton seluruh nusantara. Dia berjanji menampung masukan serta usulan dari para raja dan sultan.

"Tadi malam kami mohon izin telah adakan dialog antara para tamu dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan sudah kami tampung masukan usulan dari beliau-beliau," ujar Muhadjir di Istana Bogor Jawa Barat.

"Insyaallah apa yang telah disampaikan kepada kami akan kami tindak lanjuti untuk langkah-langkah berikutnya dalam rangka membangun dan meningkatkan peranan kesultanan tanah dan Keraton," imbuh Muhadjir.

Pada kesempatan ini, Jokowi didampingi oleh Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki.

Sebelumnya, Jokowi juga pernah melaukan pertemuan dengan 200 raja se-Indonesia di pada pada 26 Maret 2016 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pertemuan tersebut membahas tiga masalah pokok yang selama ini membelit bangsa Indonesia, yakni masalah korupsi, narkoba, dan aksi terorisme.

 

 

2 dari 2 halaman

Peran Keraton

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menutup Festival Keraton Nusantara ke-11 di Cirebon, Jawa Barat pada Senin malam, 18 September 2017. Dalam sambutannya, Jokowi ingin ke depan keraton di seluruh Indonesia mengambil peran lebih dalam membangun karakter bangsa.

"Sehingga kita memiliki manusia-manusia yang berbudi luhur dan tangguh serta inovatif dan kreatif," kata Jokowi di Taman Gua Sunyaragi, Cirebon, Jawa Barat.

Di sisi lain, Jokowi ingin aset keraton mulai naskah kuno, benda pusaka, karya arsitektur hingga karya seni dijaga dengan baik. Jangan sampai orang Indonesia harus jauh-jauh ke luar negeri untuk melihat peninggalan sejarah bangsa sendiri.

"Jangan sampai kita justru datang ke luar negeri untuk mengapresiasi karya-karya adiluhung tersebut. Ini aset budaya yang harus kita lindungi, jaga, rawat, dan kita kembangkan lagi," imbuh dia.

Saat ini, banyak negara di dunia yang maju sektor pariwisatanya karena mengangkat kekayaan tradisi, narasi, atau cerita daerah. Dan Indonesia memiliki banyak potensi di bidang sejarah tapi kurang terawat. Jokowi ingin ke depan kerja sama baik antara keraton dan pemerintah bisa ditingkatkan.

"Sehingga aset-aset keraton nusantara bisa memberikan kesejahteraan bukan hanya bagi para sultan tetapi juga bagi masyarakat di sekitar keraton dari Sabang sampai Merauke," ujar Jokowi.

Sejak dulu, lanjut Presiden, Indonesia terkenal sebagai negara dengan jejak sejarah peradaban yang besar dan gemilang. Kapal pinisi dan pelaut Indonesia mengarungi lautan hingga Benua Australia dan Afrika.

Kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang berhasil membangun kekuasaan dan kekuatan maritimnya, sehingga sangat disegani pada saat itu. Taji Kerajaan Majapahit yang mempersatukan Nusantara.

Belum lagi sepak terjang Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Demak, Mataram, Kerajaan Maluku, Gerahada dan seterusnya.

"Semuanya mewariskan kepada kita bukan hanya nilai adiluhung, tetapi juga mewariskan cipta dan karya seni budaya. Naskah-naskah kuno, benda-benda pusaka, dan juga aset-aset budaya lainnya yang tidak ternilai harganya," tutur Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

  • Presiden Jokowi hibur anak-anak dengan atraksi sulap di peringatan Hari Anak Nasional, di Pekanbaru, Riau.
    Joko Widodo merupakan Presiden ke-7 Indonesia yang memenangi Pemilihan Presiden bersama wakilnya Jusuf Kalla pada 2014

    Jokowi