Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti gagal menjadi calon Gubernur Jawa Timur dalam Pilkada Jatim 2018. La Nyalla pun buka-bukaan terkait langkah Partai Gerindra mengusungnya di Pilkada Jatim 2018 yang dinilai setengah hati.
Dia mengaku mendapat kabar dari Ketua DPD Gerindra Jatim Supriyanto bahwa Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyebut La Nyalla tidak didukung ulama. Sementara di sisi lain, dia tetap ditanya tentang kesiapan menyediakan uang untuk saksi.
"Uang saksi dari 68 ribu TPS dikali Rp 200 ribu per orang dan dikali 2 berarti Rp 400 ribu, itu sekitar Rp 28 miliar. Tapi, yang diminta itu Rp 40 miliar dan harus diserahkan sebelum tanggal 20 Desember (2017). Enggak sanggup saya. Ini namanya saya beli rekom. Saya enggak mau," ujar La Nyalla di kawasan Tebet, Jakarta, Kamis, 11 Januari 2018.
Advertisement
Dia juga mengatakan, permintaan ulama serta alumni Aksi 212 agar mengusung calon dari mereka tak dipenuhi oleh Partai Gerindra. Bahkan, menurut La Nyalla, banyak pula kader lainnya yang tak didukung Gerindra maju di Pilkada 2018.
"Bisa saya buktikan, dari 171 pilkada di seluruh Indonesia, yang diminta sama ulama 212 hanya 5. Kemudian dari kader-kader Gerindra yang ada di Jatim setahu saya tidak ada. Saya punya teman juga teriak-teriak di Makassar, NTB. Dia kader Gerindra, tapi tidak diusung sama Gerindra sendiri."
"Akhirnya saya ingat Prabowo menyampaikan kalau enggak punya uang jangan maju, ya uwis," ujar La Nyalla.
Dia mengaku tak bermasalah dengan uang, tetapi menolak untuk mengeluarkan sebelum ada rekomendasi resmi dari Gerindra untuk mengusung dirinya di Pilkada Jatim. Rencananya, jika KPU sudah menyatakan dia sebagai calon, maka uang akan dikeluarkan.
"Saya tanggal 20 (Desember 2017) sudah mengembalikan surat tugas. Karena saya disuruh cari uang Rp 40 miliar. Alasannya untuk membayar uang saksi. Saya sudah pertegas kepada Pak Prabowo, Pak kasih kesempatan saya, kasih keluar dulu surat tugasnya. Saksinya Saudara Sugiono dan Prasetyo," tegas La Nyalla.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bantahan Fadli Zon
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah tudingan La Nyalla terkait adanya permintaan uang sebesar Rp 40 milliar oleh Prabowo Subianto. Fadli mengaku tidak pernah mendengar ataupun menemukan bukti akan pernyataan itu.
Dia meyakini Prabowo hanya menanyakan kesiapan finansial La Nyalla sebagai kebutuhan logistiknya selama Pilkada Jatim 2018.
"Kalau misalnya itu terkait dipertanyakan kesiapan untuk menyediakan dana untuk pemilik yang digunakan untuk dirinya sendiri, itu sangat mungkin," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2018).
Dia menjelaskan, logistik sangat dibutuhkan saat pertarungan, apalagi kebutuhan pilkada sangat besar. Seperti halnya untuk pemenangan baik digunakan untuk pertemuan, perjalanan, konsumsi, untuk saksi dengan jumlah tempat pemungutan suara yang sangat besar, hingga untuk gerakan relawan.
"Jadi saya kira wajar, bukan untuk kepentingan pribadi, kepentingan partai, tapi kepentingan yang bersangkutan," ujar dia.
Karena hal itu, Fadli menyebut terdapat kesalahpahaman di antara keduanya, sehingga permasalahan itu dapat dikomunikasikan kembali.
"Saya kira itu miskomunikasi, saya kira bisa diperdebatkan apa yang dimaksud. Mungkin itu komunikasi saja," jelas Fadli.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Â
Â
Advertisement