Liputan6.com, Jakarta - Oktarina Sarah terbaring lemah di ranjang Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo, Jakarta Pusat.
Mahasiswi Universitas Bina Darma Palembang itu menjadi salah satu korban ambruknya balkon Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Oktarina masih syok meski kondisi luka yang dialami relatif lebih ringan dari korban lainnya. Gadis 20 tahun itu menceritakan detik-detik peristiwa mencekam kala berkunjung ke Gedung BEI.
Advertisement
Saat itu, dia bersama 94 mahasiswa Universitas Bina Darma dan empat dosennya baru tiba di Gedung BEI sekitar pukul 11.50 WIB.
Oktarina baru menginjakkan kakinya di lobi Tower 2 Gedung BEI. Tiba-tiba sebagian bangunan ambruk. Suasana mencekam. Ratusan orang di dalam gedung tersebut panik. Sirine gedung berbunyi.
"Situasinya itu, apa itu, kayak amburadul semua gitu. Tiba-tiba sudah ada yang digotong keluar. Tapi yang nolong orang dari luar semua," ujar Oktarina di RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2018).
Terus Berbagi Kabar
Waktu seakan berhenti sesaat. Oktarina shock. Ponselnya terlempar karena panik. Dia tidak mengingat pasti ada berapa orang yang terjatuh dan tertimpa reruntuhan saat itu.
"Kami baru mau ke situ, tiba-tiba (ada bangunan) jatuh. Kayak kami sudah jatuh semua. Cuma kayaknya 15 orang yang selamat," ucap mahasiswi semester V tersebut sambil sesekali melihat pesan dari ponselnya yang retak.
Oktarina tidak mengalami luka parah. Kaki kirinya baru saja dijahit dan telah dibalut perban.
"Dijahit karena luka robek. Kayak kena kaca."
Dari atas tempat tidur, Oktarina terus berbagi kabar dengan teman-temannya melalui grup aplikasi WhatsApp.
Dia ikut memantau korban yang dirawat di empat rumah sakit berbeda, yakni RSAL Mintohardjo, RSP Pertamina, RS Siloam, dan RS Jakarta.
"Temen-temen rata-rata patah tulang punggung, kaki, tangan," Oktarina memungkasi.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement