Liputan6.com, Bogor - Shelter atau halte bus Transpakuan Bogor kembali menjadi sasaran perusakan. Kaca shelter Villa Duta, Kota Bogor, Jawa Barat diketahui pecah dirusak orang tak bertanggungjawab.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Bogor Dody Wahyudi memperkirakan, perusakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, Rabu 17 Januari 2018. Sebab, sekitar pukul 09.00 WIB petugas sempat mengecek halte bus Transpakuan yang berlokasi di Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur, ini dan dalam kondisi baik.
"Jam 09.00 WIB keadaannya masih utuh. Setelah jam 10.00 WIB ada laporan kaca shelter pecah," ucap Dody.
Advertisement
Dody mengatakan, perusakan shelter Transpakuan koridor dua sudah dilaporkan ke pihak kepolisian setempat. Bahkan, pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Di sekitar lokasi sudah dipasang garis polisi. Kejadian ini juga sedang diselidiki," kata Dody.
Menurut Dody, motif perusakan halte bus Transpakuan Villa Duta diduga hanya tindakan orang iseng dan bukan ancaman teror dari karyawan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT), yang menuntut pembayaran gaji mereka selama satu tahun.
"Cuma orang iseng, karena tidak ada shelter lain yang dirusak," ujar Dody.
Â
Dua Kali Dirusak
Perusakan halte bus Transpakuan di Villa Duta ini sudah dua kali terjadi. Beberapa kaca pecah diduga dilempar dengan batu dan dindingnya dicorat-coret.
Tak hanya shelter Villa Duta, shelter Cidangiang pun dirusak oleh istri dari sopir bus Transpakuan yang mengamuk menuntut Pemkot Bogor membayar gaji yang belum diterima suaminya selama satu tahun itu.
Kepala Seksi Teknik Prasarana pada Dishub, Adhi Bagus Indrawan mengatakan, shelter ini baru saja selesai direvitalisasi dengan 12 halte Transpakuan di koridor dua lainnya.
Karena itu, pihak pelaksana proyek tersebut siap mengganti material meskipun kerusakan halte dilakukan pihak luar.
"Pihak pelaksana sudah melaporkan perihal perusakan ini dan akan segera memperbaikinya, karena masih ada masa pemeliharaan," kata dia.
Adhi memastikan jika perusakan ini tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian di shelter Cidangiang belum lama ini maupun terkait aksi protes karyawan PDJT yang terjadi sejak enam bulan terakhir ini.
"Kami serahkan sepenuhnya ke polisi. Tapi untuk antisipasi hal serupa kami akan usulkan pemasangan CCTV di setiap shelter," tandas Adhi.
Advertisement