Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, Indonesia menjadi negara yang acap diguncang gempa. Bahkan dalam rentang setahun, jumlah kejadian gempa mencapai ribuan.
"Dalam setahun rata-rata kejadian gempa di Indonesia mencapai 6.000 kali," kata Sutopo dalam keterangannya, Selasa (23/1/2018).
Baca Juga
Dia menjelaskan, gempa bumi 6,1 SR yang terjadi di Banten telah menimbulkan korban jiwa dan luka. Namun itu, kondisi tersebut bukan faktor gempanya. Menurutnya, hal itu karena bangunan yang tidak kuat dan roboh sehingga menimpa penghuni.
Advertisement
"Gempa adalah keniscayaan," dia menegaskan.
Sutopo menjelaskan, zona selatan Jawa khususnya dari segmen Pangandaran hingga Pacitan dan Banyuwangi adalah zona seismic gap. Lempeng Indo Australia dan Eurasia di selatan Jawa ini aktif bergerak rata-rata dengan kecepatan 6,6 cm per tahun.
"Ratusan tahun tanpa gempa besar sehingga energinya terkunci. Artinya ada potensi yang besar. Suatu saat bisa lepas energinya menjadi gempa dan membangkitkan tsunami. Kapan? Kita tidak tahu pasti," jelas dia.
Tetap Waspada
Untuk itu masyarakat diminta tetap waspada. Persiapan dan mitigasi menghadapi gempa harus ditingkatkan.
"Tata ruang, building code, kesiapsiagaan, dan lainnya harus ditingkatkan agar kita selalu siap menghadapi kondisi yang terburuk," pinta Sutopo.
Dia menegaskan, gempa tidak dapat diprediksi secara pasti. Ilmu pengetahuan belum mampu memprediksi secara pasti kapan, di mana, dan berapa besar gempa akan terjadi.
"Karena itu jika menerima informasi akan terjadi gempa bahkan dengan spesifik mengatakan besar, waktu dan lokasi itu adalah hoax. Jadi jangan ikut-ikutan menyebarkan di medsos," imbau Sutopo.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement