Liputan6.com, Jakarta - Gempa 6,1 SR yang mengguncang Banten dan Jakarta, Selasa 23 Januari kemarin, menyebabkan satu orang tewas. Korban merupakan warga Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, laki-laki dan berusia 40 tahun.
"Ada satu orang (korban), lagi melarikan diri jatuh di sekitar rumahnya," ujar Dirjen Kementerian Sosial Harry Hikmat saat dikonfirmasi, Rabu (24/1/2018).
Saat ini Harry beserta Menteri Sosial Idrus Marham mengunjungi lokasi gempa. Ada tiga titik yang menjadi target tinjauan Idrus, salah satu di antaranya adalah Desa Cimandiri dan Kecamatan Cilograng di Lebak.
Advertisement
Selain itu, rombongan Kemensos juga berencana menemui ahli waris korban tewas tersebut.
Dari data yang dihimpun hingga Selasa, 23 Januari pukul 23.30 WIB, jumlah rumah rusak akibat gempa di Kabupaten Lebak 1.125 unit. Terdiri dari rusak berat 157 unit dan rusak ringan 968 unit.
Penyebab Gempa
Gempa berkekuatan 6,1 SR menggoyang wilayah Banten, Jakarta, dan sekitarnya, Selasa, 23 Januari 2018. Gempa tersebut berpusat di Banten, Serang.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi, gempa tersebut terjadi pada pukul 13.34 WIB di Samudra Hindia Selatan Jawa.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan 6,1 SR (sebelumnya 6,4 SR) terjadi dengan koordinat episenter pada 7,23 LS dan 105,9 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah selatan Kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Provinsi Banten pada kedalaman 61 km," jelas Riyadi.
Dampak gempa bumi yang digambarkan peta tingkat guncangan (shakemap), BMKG menunjukkan bahwa guncangan paling dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, II SIG-BMKG (IV-V MMI).
"Gempa bumi selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia," jelas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement