Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan kekerasan yang menimpa sembilan siswa oleh tiga guru di SMK Islam Fatahillah, Jakarta Barat diakui pihak sekolah tidak benar. Peristiwa itu hanyalah kesalahpahaman saja.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Minggu (28/1/2018), dijelaskan oleh pihak sekolah, pada saat kejadian sembilan siswa ditegur dan diperingati secara wajar. Kesembilan siswa itu memang memiliki catatan yang cukup buruk perihal keterlambatan masuk sekolah.
Selain itu, kenakalan mereka seperti merokok dan tidur di kelas ketika jam pelajaran menjadi alasan lain sang guru menegur para siswa.
Advertisement
"Ketika saya kasih lihat ke bapak oleh bidang kesiswaan, ini loh bapak anaknya mau dibimbing apa enggak. Mereka sadar terimakasih Bu Fadlun, terima kasih guru yang ada di sini. Dan tidak ada penganiayaan, terang Guru BK SMK Islam Fatahilah, Fadlun H.
Sebelumnya, pada Sabtu kemarin sejumlah orangtua siswa datang ke SMK Fatahillah, Taman Sari, Jakarta Barat. Mereka menuntut pihak sekolah menjelaskan penganiayaan yang terjadi pada anak mereka. Dari keterangan siswa ada tiga oknum guru yang dengan sengaja memukul dan menendang para siswa.
"Saya masuk telat suruh masuk sama gurunya pas di atas ada yang teriak-teriak. Tapi saya enggak tahu yang teriak-teriak siapa dan terus langsung diseret ke ruang konseling langsung digamparin sama guru," ujar salah satu siswa SMK Islam Fatahilah, T.
Sementara itu, salah satu orang siswa Ahmad Rosidi mengungkapkan anaknya mengalami lebam biru pada bagian matanya. Kini, kasus dugaan penganiyaan telah selesai dengan jalan damai. Pihak sekolah maupun orangtua siswa telah bermusyawarah serta sepakat tidak akan memperpanjang kasus ini.