Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tetap mengunjungi Afghanistan. Meski Ibu Kota negara itu, Kabul, baru saja mendapat teror dari seorang militan pada Sabtu 27 Januari 2018.
"Pagi ini, hari keenam lawatan saya ke lima negara di Asia, saya terbang menuju Kabul, Afghanistan dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1," tulis Jokowi dalam akun Facebooknya, Senin (29/1/2018).
Baca Juga
Jokowi mengatakan, beberapa hari lalu, Kabul diguncang bom mobil menggunakan ambulans, yang menewaskan lebih dari seratus orang. Lalu pagi ini terdengar kabar serangkaian ledakan juga terjadi di Kabul, tak jauh dari sebuah akademi militer.
Advertisement
Menurut Jokowi, umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang, dan terorisme. Datanya sangat memprihatinkan: 76 persen serangan teroris terjadi di negara Muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara Muslim.
"Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara Muslim," kata Jokowi.
Ancaman radikalisme dan terorisme, kata Jokowi, terjadi di mana-mana. Tidak ada satu pun negara yang kebal darinya. Serangan terorisme terjadi di hampir semua negara termasuk di Indonesia dan Pakistan, dan sekarang di Afghanistan.
"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi? Tentu tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara," tandas Jokowi.
Hari ini, Jokowi seharian berada di Kabul. Dia bertemu dengan Presiden Ashraf Ghani, lalu Majelis Perdamaian Tinggi Afghanistan, dan mengunjungi Istana Darul Aman.
Bom Bunuh Diri
Pada Sabtu 27 Januari 2018 kemarin, seorang militan mengendarai mobil ambulans berisi bom, meledakkan diri di Kabul. Hingga saat ini sudah lebih dari 100 orang meninggal dunia akibat ledakan bom itu.
Juru bicara Taliban, Zabiullah Mojahid, mengklaim pihaknya yang melakukan aksi itu. Serangan bom ambulans ini datang seminggu setelah sejumlah militan menyerbu hotel di Kabul.
Dikutip dari CNN pada Minggu (28/1/2018), serangan terjadi pada pukul 12.45 waktu setempat. Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Waheed Majrooh, ledakan terjadi di dekat gedung Kementerian Dalam Negeri.
Majrooh menjelaskan, seorang militan Taliban menyembunyikan peledak di sebuah mobil ambulans, yang kemudian diledakkan di dekat pintu masuk kemendagri dan Alun-Alun Sadarat saat jam sibuk.
Â
Advertisement