Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tetap mengunjungi Afghanistan usai serangan teror di Kabul. Saat menginjakkan kakinya di Afghanistan, Jokowi disambut hujan salju dan Presiden Ashraf Ghani serta jajaran pemerintahan.
"Udara sangat dingin, tapi Presiden Ashraf Ghani dan jajaran pemerintah Afghanistan menyambut saya dengan hangat," tulis Jokowi dalam akun Facebooknya, Senin, 29 Januari 2018.
Baca Juga
Saat sampai di Afghanistan, Jokowi mengenakan setelan jas lengkap, berdasi merah, dan berpeci. Sementara untuk menghalau udara dingin, Jokowi menggunakan syal berwarna hitam abu-abu yang melingkar di lehernya.
Advertisement
"Saya melangkah dengan berpayung di atas karpet merah yang mulai tertimbun butir-butir salju. Di sisinya, pasukan jajar kehormatan tetap tegap memberi jalan," lanjutnya.
Meski hanya sehari, Jokowi mengatakan, kunjungannya ini adalah sejarah. Sebab, dia adalah Presiden kedua RI yang datang ke Afghanistan setelah Sukarno.
"Terakhir kalinya Presiden Republik Indonesia ke Afghanistan adalah kunjungan kenegaraan Presiden Sukarno pada tahun 1961," kata dia.
Jokowi pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Ashraf Ghani yang telah menyambutnya dengan hangat.
"Semoga Allah SWT menganugerahkan kedamaian di negeri ini," ujar Jokowi.
Jokowi Tak Takut
Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Presiden Jokowi tidak khawatir dengan ancaman teror yang belakangan terjadi di negara tersebut. Oleh sebab itu, Jokowi tetap melakukan kunjungan kenegaraan ke Afghanistan.
"Pak Presiden bersikeras ingin ke sana ya," ucap dia.
Presiden Jokowi terus melanjutkan kunjungan kerja ke Asia Selatan. Sebelum ke Afghanistan, Jokowi lebih dulu mengunjungi Bangladesh. Jokowi berkunjung ke Afghanistan hari ini, Senin (29/1/2018). Kunjungan itu akan berlangsung selama sehari.
Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo rencananya akan melakukan serangkaian kegiatan di Afghanistan. Di antaranya berkunjung ke Istana Presiden Arg.
"Di Istana ini, Jokowi disambut Presiden Ashraf Ghani. Selanjutnya Jokowi akan mengikuti serangkaian kegiatan kenegaraan, yaitu pertemuan bilateral," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement