Liputan6.com, Yogyakarta: Pasca gempa bumi dan tsunami di Jepang, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta kehilangan kontak dengan puluhan dosen dan mahasiswa yang tengah belajar di Negeri Sakura itu.
Sejak Jumat pekan lalu, UGM disibukkan dengan mencari informasi tentang keberadaan dosen dan mahasiswa yang tengah tugas belajar di Jepang.
Pihak kampus kehilangan kontak baik dengan pihak kampus di Jepang maupun dengan dosen dan mahasiswa yang bersangkutan. Menurut data, ada 41 dosen dan 13 mahasiswa yang tengah mendapat tugas belajar di berbagai perguruan tinggi di Negeri Sakura tersebut.
Musibah di Jepang juga membuat panik pihak Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Pasalnya, ada 15 mahasiswa dari Fakultas Pertanian yang kini sedang berada di Jepang. Mereka tengah mengikuti program kuliah kerja profesi di bidang Agribisnis dan Agroekoteknologi.
Pihak fakultas yang sempat cemas selama beberapa hari, akhirnya mendapat kabar pada Senin siang. Ke 15 mahasiswa selamat dan kini berada dalam pengawasan KBRI Indonesia di Jepang.
Kecemasan juga melanda Herci Hamber, warga Kelurahan Paceda, Bitung, Sulawesi Utara. Sejak bencana terjadi ia selalu mengikuti perkembangan informasi dari berbagai sumber. Pasalnya, tujuh anak, menantu serta empat cucunya ikut menjadi korban gempa dan tsunami yang melanda Jepang.
Menurut data kementrian luar negeri, jumlah warga Indonesia yang berada di Jepang lebih dari 24 ribu orang. Belum diketahui secara pasti apakah ada di antara mereka yang menjadi korban dalam musibah gempa dan tsunami tersebut.(MEL)
Sejak Jumat pekan lalu, UGM disibukkan dengan mencari informasi tentang keberadaan dosen dan mahasiswa yang tengah tugas belajar di Jepang.
Pihak kampus kehilangan kontak baik dengan pihak kampus di Jepang maupun dengan dosen dan mahasiswa yang bersangkutan. Menurut data, ada 41 dosen dan 13 mahasiswa yang tengah mendapat tugas belajar di berbagai perguruan tinggi di Negeri Sakura tersebut.
Musibah di Jepang juga membuat panik pihak Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Pasalnya, ada 15 mahasiswa dari Fakultas Pertanian yang kini sedang berada di Jepang. Mereka tengah mengikuti program kuliah kerja profesi di bidang Agribisnis dan Agroekoteknologi.
Pihak fakultas yang sempat cemas selama beberapa hari, akhirnya mendapat kabar pada Senin siang. Ke 15 mahasiswa selamat dan kini berada dalam pengawasan KBRI Indonesia di Jepang.
Kecemasan juga melanda Herci Hamber, warga Kelurahan Paceda, Bitung, Sulawesi Utara. Sejak bencana terjadi ia selalu mengikuti perkembangan informasi dari berbagai sumber. Pasalnya, tujuh anak, menantu serta empat cucunya ikut menjadi korban gempa dan tsunami yang melanda Jepang.
Menurut data kementrian luar negeri, jumlah warga Indonesia yang berada di Jepang lebih dari 24 ribu orang. Belum diketahui secara pasti apakah ada di antara mereka yang menjadi korban dalam musibah gempa dan tsunami tersebut.(MEL)