Liputan6.com, Jakarta - Pengamatan gerhana bulan di Lembaga Observatorium Boscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, hingga pukul 19.30 WIB masih tertutup awan.
Di dalam kawasan observatorium, masyarakat umum tidak diperkenankan masuk ke sekitar lokasi, hingga banyak di antara mereka memilih pulang. Hanya beberapa orang saja yang memiliki izin khusus bisa masuk ke kawasan observatorium untuk melihat gerhana bulan.
Alasan ditutupnya Boscha, karena pengamatan yang akan dilakukan khusus untuk keperluan penelitian, sehingga tidak boleh ada gangguan di sekitar lokasi.
Advertisement
"Liputan hanya di area tertentu yang sudah disediakan. Di lokasi penelitian tetap tidak boleh ada orang lain selain staf peneliti," ujar salah satu staf Observatorium Boscha, Denny Manndey di lokasi, Rabu (31/1/2018), seperti dilansir dari Antara.Â
Menurut dia, pengamatan gerhana bulan bisa dilakukan apabila situasi langit Bandung cerah. Namun jika cuaca tetap mendung, aktivitas pengamatan bulan tidak bisa dilakukan.
"Kalau mendung, berarti bulan tidak bisa diamati, jadi tidak ada penelitian," kata Denny.
Air Laut Pasang
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gerhana bulan akan menimbulkan air laut menjadi pasang. Dari fenomena tersebut, ketinggian air laut diprediksi akan naik mencapai 1,5 meter dan berlangsung secara bertahap.
"Kalau cuaca memang puncaknya terkait dengan garis matahari, bumi, bulan itu satu garis, itu akan menimbulkan pasang naik. Bisa mencapai maksimum. Tetapi naiknya ini kan sangat bertahap. Tidak langsung 1,5 meter, " ujar kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Gedung BMKG, Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Dia mengatakan, gerhana bulan akan mulai berlangsung pada pukul 17.00 WIB, maka air laut secara bertahap naik. Namun kenaikan itu bisa saja terjadi keterlambatan atau delay.
"Misalnya nanti mulai pukul 17.00 WIB sore berangsur-angsur akan naik, bertahap dan ada delay. Gerhana ini mulai pukul 17.00 WIB, jadi pasangnya itu pun tidak seketika pukul 17.00 WIB, ada delay atau keterlambatan beberapa waktu," kata Dwikorita.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement