Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo angkat bicara mengenai keributan antara Bupati Tolitoli Saleh Bantilan dan Wakil Bupati Rahman Hi Budding. Dia meminta Gubernur Sulawesi Tengah turun tangan menyelesaikan masalah tersebut.
"‎Urusan Tolitoli kami minta kepada Gubernur dulu, masalah apa sampai berkelahi di tempat umum," kata Tjahjo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Menurut Tjahjo, sikap dua pemimpin daerah tersebut tidak patut dicontoh. Apalagi video keributan itu beredar luas di tengah masyarakat.
Advertisement
"Itu kan tidak etis, tidak pantas sebagai seorang pemimpin di daerah, seharusnya memberikan contoh (yang baik)," ucap politikus PDI Perjuangan itu.
Di sisi lain, Tjahjo melihat dalam undang-undang tidak ada sanksi bagi kepala daerah yang melakukan pertengkaran, kecuali tindakan ada unsur yang melanggar hukum.
"Tidak ada (sanksi), hanya fungsi pembinaan saja, kecuali masalah hukum, ada proses atau tahapannya," terang dia.
Sebelumnya, Wakil Bupati Tolitoli Rahman Hi Budding nyaris menonjok Bupati Saleh Bantilan. Insiden yang melibatkan kedua pemimpin Tolitoli itu terjadi saat pelantikan pejabat struktural dan fungsional yang digelar pada Rabu, 31 Januari 2018 kemarin di Gedung Wanita Lama Tolitoli.
Saat itu, Bupati Tolitoli sedang menyampaikan sambutannya di hadapan puluhan pejabat yang akan diambil sumpah. Saat masih berdiri di podium, tiba-tiba Wabup Tolitoli datang memasuki ruangan sambil marah-marah.
Tak Diberi Tahu Saat Pelantikan
Bukan hanya lewat ucapan dengan suara lantang, kakinya juga menendang meja di atas panggung dekat podium.
"Hentikan pelatikan, kenapa saya selaku Wakil Bupati tidak diberi tahu kalau ada pelantikan," teriak Rahman saat acara pelantikan.
Dengan wajah yang masih memerah, wakil bupati terus mengamuk dan nyaris memukul bupati. Namun, aksinya bisa dicegah setelah sejumlah pejabat maju melerainya.
Saat itu, Bupati Tolitoli langsung menghentikan sambutannya, dan mengatakan pelantikan tetap dilanjutkan. "Saya ini bupati, pelantikan ini tetap sah," kata Bupati di hadapan pejabat yang dilantik.
Akan tetapi, wakil bupati terus mencak-mencak. "Selama dua tahun kepemimpinan, kamilah yang mengetahui aparatur sipil negara (ASN) yang ada di daerah. Bapak (Bupati) hanya sering keluar daerah," katanya dengan suara lantang.
Â
Advertisement