Liputan6.com, Jakarta - Penyidik kepolisian tengah menyelidiki kasus jatuhnya crane pada proyek double-double track (DDT) di Jatinegera, Jakarta Timur yang menewaskan empat pekerjanya. Penyidik dibantu tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri tengah mencari penyebab crane jatuh.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti yang ada di lokasi tentang crane jatuh. Polisi juga tengah menggali keterangan dari saksi-saksi.
"Sementara kita tunggu hasil labfor dari Mabes Polri, nanti kita juga akan periksa saksi-saksi yang di sana seperti apa SOP (standar operasional prosedur) pada saat pemasangan," ujar Argo di Jakarta, Minggu (4/2/2018).
Advertisement
Argo belum bisa berandai-andai mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Kendati, polisi akan menindak tegas pihak yang paling bertanggung jawab jika ditemukan adanya kelalaian dalam pengerjaan proyek DDT itu.
"Ya nanti kita lihat, kalau dia lalai nanti kita tindak. Tapi kita harus lihat prosesnya seperti apa," ujar dia.
Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana mengatakan, penyidik bersama tim Puslabfor Polri masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Hingga kini belum bisa ditarik kesimpulan sementara penyebab crane jatuh.
"Saksi yang diperiksa sudah ada lima orang, dari pekerja dan dari pihak yang memperkerjakan. Sementara belum bisa disimpulkan penyebabnya," ucap Sapta.
Â
Observasi Dilakukan KSK
Iwan Zarkasi dari Komisi Keselamatan Konstruksi (KSK) mengungkapkan, pihaknya masih melakukan observasi secara menyeluruh terkait kecelakaan kerja dalam proyek double-double track (DDT) Jatinegara.
Observasi itu meneliti konstruksi pada umumnya maupun dari peralatan yang digunakan. Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan sebelum memberikan kesimpumlan atas apa yang sebenarnya terjadi.
"Sehingga segala sesuatunya bisa lebih save, lebih teliti, lebih mengetahui apa yang terjadi," ungkap Iwan saat ditemui lokasi kejadian, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2/2018).
Dia menyebutkan, mereka akan bertindak berdasarkan hasil dari obervasi itu. Jika ditemukan penyebab dan kekurangan yang menjadi duduk persoalannya, maka akan dilakukan perbaikan secara signifikan.
Iwan menyatakan, pihaknya tetap akan bekerja sama dengan banyak pihak dan mengupayakan untuk bisa mendapatkan izin dari kepolisian untuk membuka police line yang menandakan batas steril dari lokasi kejadian.
"Setelah itu (barulah) kami akan melakukan uji kapasitas kelancaran, dan lainnya dari launcher yang digunakan," ujar Iwan.
Pembangunan sendiri saat ini untuk sementara dihentikan. Dia mengatakan, jika semua hasil observasi menyatakan aman barulah pekerjaan kembali dilanjutkan.
"Setelah kita meyakini bahwa alat, pekerja, dan sebagainya menggunakan SOP yang sudah baku, yang sudah diuji dan sebagainya, baru proyek bisa dilaksanakan lagi," ucap Iwan.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Advertisement