Liputan6.com, Jakarta - Insiden crane jatuh pada proyek double-double track (DDT) di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu, 4 Februari 2018 pagi menambah daftar panjang kecelakaan kerja pembangunan infrastruktur di Ibu Kota. Empat pekerja tewas dalam peristiwa ini.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti di lokasi crane jatuh Jatinegara. Polisi juga tengah menggali keterangan dari saksi-saksi.
Iwan Zarkasi dari Komisi Keselamatan Konstruksi (KSK) mengungkapkan, pihaknya masih melakukan observasi secara menyeluruh terkait kecelakaan kerja dalam proyek double-double track (DDT) Jatinegara.
Advertisement
Observasi itu meneliti konstruksi pada umumnya maupun dari peralatan yang digunakan. Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan sebelum memberikan kesimpulan penyebab crane jatuh Jatinegara.
"Sehingga segala sesuatunya bisa lebih save, lebih teliti, lebih mengetahui apa yang terjadi," ungkap Iwan saat ditemui lokasi kejadian, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2/2018).
Liputan6.com mencatat, setidaknya ada tiga insiden kecelakaan kerja proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta selama 2018:
Â
Girder Tol Depok-Antasari Ambruk
Sejumlah balok girder atau bantalan Tol Depok-Antasari (Desari) di kawasan Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan ambruk pada Selasa 2 Januari 2018. Enam balok girder yang telah terpasang itu patah dan ambruk ke tanah sekitar pukul 10.00 WIB.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Dugaan sementara, bantalan tol tersebut ambruk setelah tersenggol eskavator yang tengah beraktivitas di bawahnya. Akibatnya, girder patah dan jatuh menimpa dump truk di bawahnya.
"Balok Girder sudah di-bracing atau diberi perkuatan satu dengan yang lainnya. Namun saat memuat tanah ke dumptruck, dugaan balok girder tersenggol arm ekskavator (alat berat) saat manuver atau memutar," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto.
Sementara Direktur Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Zarkasi menduga, aktivitas eskavator tersebut belum mendapat izin dari kontraktor utamanya. Aktivitas itu diduga atas inisiatif pekerjanya.
Selain itu, beton tersebut mudah ambruk lantaran belum terpasang pengaku (bracing) yang mengikat antar girder. Alhasil, ketika tersenggol maka menimbulkan efek domino yang menyebabkan girder lainnya ikut rubuh.
Advertisement
Kontruksi LRT Velodrome-Kelapa Gading Jatuh
Sebuah konstruksi proyek pembangunan Light Rapid Transit (LRT) di kawasan Kayuputih, Pulo Gadung, Jakarta Timur jatuh pada Senin 22 Januari 2018 sekitar pukul 00.10 WIB dini hari. Lima pekerja terluka dalam insiden tersebut.
Box girder LRT yang jatuh tersebut berada di jalur yang menghubungkan Velodrome-Kelapa Gading yang rencananya digunakan sebagai persiapan menghadapi penyelenggaraan Asian Games 2018.
Proyek transportasi massal yang menghabiskan anggaran Rp 57 miliar itu sudah mulai dikerjakan sejak pertengahan 2016. Belum diketahui secara pasti penyebab konstruksi tersebut jatuh.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menduga, salah satu penyebab konstruksi tersebut ambruk adalah lantaran mengejar target penyelesaian proyek untuk menyambut Asian Games yang dimulai pertengahan Agustus tahun ini.
"Kalau dikejar target selalu seperti itu, ada saja prosedur yang terlupakan demi efisiensi waktu," ucap Sandiaga. Pihaknya pun memanggil PT Jakpro selaku pemegang proyek LRT untuk dimintai laporannya terkait insiden tersebut.
Crane Jatuh di Jatinegara
Terbaru, sebuah crane pengangkut beton proyek pembangunan Double-Double Track (DDT) di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur jatuh pada sekitar pukul 05.00 WIB pagi tadi. Akibatnya, empat orang pekerja tewas dalam insiden tersebut.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab crane tersebut jatuh. Saat itu para pekerja tengah mengangkat bantalan rel menggunakan crane. Namun saat bantalan rel sudah berada di atas, diduga dudukannya tidak pas sehingga jatuh.
Aparat Polres Metro Jakarta Timur langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait insiden ini.
Di lokasi juga telah terpasang garis polisi. Warga diminta tidak mendekati lokasi jatuhnya crane dalam radius 300 meter. Sebab, peralatan di lokasi belum dinyatakan dalam kondisi stabil.
Penyidik Polres Metro Jakarta Timur dibantu tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab jatuhnya alat berat tersebut.
Tak hanya itu, Komisi Keselamatan Konstruksi (KSK) di bawah Kementerian PUPR juga melakukan observasi secara menyeluruh terkait insiden tersebut. Proses pengerjaan proyek tersebut pun dihentikan sementara hingga lokasi dinyatakan aman.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement