Liputan6.com, Semarang: Seorang mahasiswa Universitas Dipenogoro, Semarang, Jawa Tengah, dirawat di sebuah rumah sakit di Ho Chi Minh, Vietnam. Muhammad Febriyanto mendadak sakit radang paru-paru saat memimpin kontingen paduan suara mahasiswa Undip dalam ajang "Choir International Festival" di Vietnam 16 Maret lalu.
Ironisnya profesi orangtua Febri yang hanya penjual roti di desanya membuat ia harus tertahan di rumah sakit. Padahal untuk memulangkan Febri dalam kondisinya yang seperti sekarang dibutuhkan dana setidaknya setengah miliar rupiah.
Terkait dengan itu civitas akademika Undip menggelar sebuah acara penggalangan dana atau Charity in Harmony, di sebuah mal di Semarang, belum lama ini. Ibunda Febri, Dewi Pangestutik, tak dapat menyembunyikan kesedihan saat menghadiri acara untuk putra sulungnya itu.
Sambil terus memangku si bungsu Dewi mengikuti acara demi acara. Namun tangisnya pecah juga saat foto dan video Febri yang tengah terbaring ditayangkan di panggung. Wajah Dewi berangsur cerah saat ia dapat berkomunikasi langsung dengan anaknya lewat sambungan telepon.
Mahasiswa Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Undip ini mendadak menderita radang paru-paru saat memimpin kontingen paduan suara. Sakitnya Febri ditengah berlangsungnya acara membuatnya tak bisa menikmati kebahagiaan ketika tim yang dipimpinnya berhasil meraih empat medali dan penghargaan "Champion of Champion".
Sementara itu, hasil penggalangan dana terkumpul sekitar seratus juta rupiah. Diperkirakan jumlah tersebut masih akan terus bertambah. Itu karena di sejumlah tempat termasuk di Kampus Undip terpampang nomor rekening penyalur bantuan bagi masyarakat yang tergerak untuk menyumbang Febri.(IAN)
Ironisnya profesi orangtua Febri yang hanya penjual roti di desanya membuat ia harus tertahan di rumah sakit. Padahal untuk memulangkan Febri dalam kondisinya yang seperti sekarang dibutuhkan dana setidaknya setengah miliar rupiah.
Terkait dengan itu civitas akademika Undip menggelar sebuah acara penggalangan dana atau Charity in Harmony, di sebuah mal di Semarang, belum lama ini. Ibunda Febri, Dewi Pangestutik, tak dapat menyembunyikan kesedihan saat menghadiri acara untuk putra sulungnya itu.
Sambil terus memangku si bungsu Dewi mengikuti acara demi acara. Namun tangisnya pecah juga saat foto dan video Febri yang tengah terbaring ditayangkan di panggung. Wajah Dewi berangsur cerah saat ia dapat berkomunikasi langsung dengan anaknya lewat sambungan telepon.
Mahasiswa Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Undip ini mendadak menderita radang paru-paru saat memimpin kontingen paduan suara. Sakitnya Febri ditengah berlangsungnya acara membuatnya tak bisa menikmati kebahagiaan ketika tim yang dipimpinnya berhasil meraih empat medali dan penghargaan "Champion of Champion".
Sementara itu, hasil penggalangan dana terkumpul sekitar seratus juta rupiah. Diperkirakan jumlah tersebut masih akan terus bertambah. Itu karena di sejumlah tempat termasuk di Kampus Undip terpampang nomor rekening penyalur bantuan bagi masyarakat yang tergerak untuk menyumbang Febri.(IAN)