Liputan6.com, Jakarta - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Royke Lumowa mengunjungi korban luka kecelakaan maut di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat. Korban luka tersebut tengah dirawat di RSUD Kota Tangerang Selatan.
Royke mengaku sempat menggali informasi dari para korban yang mengalami luka ringan. Jenderal bintang dua itu menanyakan perilaku sopir selama mengemudikan busnya.
Baca Juga
"Kami bertanya bagaimana kelakuan sopir. Sebagian pasien mengatakan sopir dari awal berangkat dengan tiga bus itu disiplin dan tertib, artinya tidak ugal-ugalan," ujar Royke di RSUD Kota Tangerang Selatan, Minggu 11 Februari 2018.
Advertisement
Sehingga Royke yakin, kecelakaan terjadi bukan karena ugal-ugalan atau sopir melanggar rambu lalu lintas. Berdasarkan hasil olah TKP, didapati kesimpulan sementara, ada permasalahan pada sistem pengereman bus.
Meski begitu, polisi telah menetapkan sopir bus kecelakaan maut bernama Amirudin sebagai tersangka.
"Tapi pihak manajemen juga harus bertanggung jawab. Tidak menutup kemungkinan ikut menjadi tersangka," kata dia.
Terdapat 16 orang korban luka yang dirawat di RS Tangerang Selatan. Mayoritas pasien merupakan ibu-ibu dan satu orang laki-laki dewasa serta satu lagi anak kecil.
Rata-rata korban kecelakaan maut mengalami patah tulang. Namun Royke melihat, semangat korban untuk sembuh sangat tinggi.
27 Orang Meninggal
"Keinginan untuk sembuh sangat tinggi. Dari rumah sakit luar biasa memberikan penanganan. Tadi juga sudah ada santunan dari Jasa Raharja," ucap perwira tinggi Polri itu.
Dia berharap, dengan semangat yang tinggi, para korban bisa segera pulih. "Kami doakan agar bisa segera sehat," Royke memungkasi.
Sebuah bus yang mengangkut rombongan Koperasi Permata Ciputat terguling di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat pada Sabtu 10 Februari 2018 sore.
Sebanyak 27 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam peristiwa itu. Sebanyak 26 korban tewas di antaranya merupakan warga Ciputat.
Advertisement