Sukses

2 Anak Punk Buron Terkait Pengeroyokan Guru Madrasah di Palmerah

Polisi mengamankan 9 orang anak punk terkait insiden pengeroyokan seorang guru. Tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menetapkan tiga tersangka pengeroyokan terhadap guru madrasah tsanawiyah, Abdul Basid (37). Sementara, dua orang lain masih dalam pengejaran.

Kasatreskrim Polres Jakarta Barat, Edi Sitepu menyebutkan, total ada 9 orang anak punk yang diamankan di Polres Jakarta Barat. Hanya saja, dari hasil penyelidikan diketahui cuma 5 orang yang mengeroyok Abdul Basid. Mereka adalah MJIA (16), DR (15), dan Y. Sisanya, dua orang masih dalam pengejaraan.

"Keseluruhannya ada 11 orang. Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka. Dua orang buron. Mereka berlimalah yang menganiaya Abdul Basid," ucap dia ketika dihubungi Liputan6.com, Senin (12/2/2018).

Saat ini, polisi terus mengejar dua pelaku lain. Sebab, keduanya menyembunyikan senjata tajam yang digunakan pada saat menganiaya korban. "Barang buktinya ada di dua orang itu (pelaku yang buron)," ujar dia.

Para tersangka dijerat Pasal 170 KUHP. Ancaman hukum di atas 5 tahun penjara.

Sebelumnya, Abdul Basid di keroyok belasan anak punk. Pengeroyokan terjadi pada Sabtu 10 Februari 2018, sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu Basid baru saja pulang dari kediaman sanak familinya. Saat dia melintasi lokasi yang kerap digunakan gerombolan remaja itu nongkrong, Basid menegur para remaja tersebut.

2 dari 2 halaman

Kencing Sembarangan

Para pelaku kerap kencing sembarang. Akibatnya, setiap orang yang melintasi jalan itu mencium aroma pesing.

"Sudah dua minggu terakhir, korban menegur para pelaku. Pada saat terguran yang ketiga kali mungkin pelaku tak terima lalu terjadilah pengeroyokan," ujar Komisaris Besar Hengki Haryadi, di Mapolres Jakarta Barat, Minggu (11/2/2018).

Saat pengeroyokan terjadi terdapat 11 remaja punk. Hanya dalam hitungan jam, polisi yang menerima laporan penganiayaan Basid, menangkap beberapa remaja tersebut, yaitu MJIA (16), DR (15), dan Y.

Istri korban, Ati Nurliati (32), mengatakan pengeroyokan terjadi lantaran suaminya yang merupakan guru agama menegur gerombolan remaja tersebut.

"Ini kriminal murni yang dilakukan remaja. Mereka tidak terima diajak baik-baik. Kemudian mengeroyok suami saya," ujar Ati.

Akibat pengeroyokan itu, Basid menderita luka robek. Korban saat ini dirawat di Mayapada Hospital.

"Kondisinya sekarang sudah stabil," kata Ati.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini