Liputan6.com, Jakarta - Direktur Wahid Foundation Yenny Zannuba Wahid atau Yenny Wahid mengatakan, kekerasan terhadap umat beragama beberapa hari terakhir ini bukanlah cerminan masyarakat Indonesia. Karena itu, dia mengutuk keras oknum yang melakukan hal tersebut.
"Mengutuk setiap tindakan kekerasan dan intimidasi kepada siapapun dan atas dasar apapun. Kekerasan semacam ini bukan wajah masyarakat umum Indonesia," ucap Yenny Wahid saat dikonfirmasi, Selasa (13/2/2018).
Dia mendorong pemerintah pusat dan daerah melakukan kajian sekaligus penerapan sistem deteksi dini (early warning system) agar kasus serupa berkurang.
Advertisement
Selain itu, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gusdur itu, meminta Kemenkominfo dan perusahaan-perusahaan media sosial seperti Facebook, Youtube, dan Twitter, memantau hoax dan berita palsu atas beberapa kasus tersebut, yang sengaja ditujukan untuk dapat memanaskan situasi.
"Langkah ini dapat dilakuan melaui deteksi dini kasus-kasus intoleransi, termasuk ujaran kebencian yang kemungkinan bakal meningkat jelang pemilihan kepala daerah serentak di Indonesia," jelas Yenny.
Dia pun mengapresiasi kesigapan ormas-ormas keagamaan yang kompak menyerukan kepada masing-masing umatnya untuk tidak terprovokasi dan mendorong agar proses hukum dikedepankan.
"Ini bukti bahwa masyarakat makin dewasa dan matang dalam menyikapi kasus-kasus kekerasan," tukas Yenny Wahid.
Motif Politik
Sementara itu, Ketua Lembaga Setara Institute Hendardi menduga ada kepentingan politik di balik aksi kekerasan terhadap umat beragama ini. Mengingat sudah memasuki tahun politik.
"Sangat mungkin kaitanya dengan pilkada dan jelang pilpres," kata Hendardi.
Karenanya, dia meminta kepada para politisi agar seluruh proses kompetisi politik, hendaknya dijauhkan dari penggunaan segala cara yang memolibisasi sentimen primordial, khususnya agama untuk kepentingan jangka pendek pemilihan.
"Kerukunan antar elemen bangsa dan ikatan kebangsaan di antara mereka terlalu luhur untuk dirusak, demi dipertukarkan dengan jabatan politik jangka pendek apapun," pungkas Hendardi.
Advertisement