Liputan6.com, Jakarta - Harapan Warga Bandung memiliki moda transportasi massal yang modern akan terwujud menyusul rampungnya tahapan administrasi untuk membuat Light Rapid Transit (LRT) metro kapsul.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan keberadaan LRT di Kota Bandung merupakan mimpi dirinya dan warga Jabar selama puluhan tahun lamanya.
Baca Juga
"Hari ini ada mimpi besar yang akan dimulai, mimpi yang ke puluhan tahun sejak zaman kemerdekaan hanya bisa dimimpi-mimpikan alhamdulillah hari ini akan segera kita mulai," ucap pria yang biasa disapa Kang Emil itu.Â
Advertisement
Proyek LRT Bandung akan dimulai di titik koridor III sepanjang 8,5 kilometer yang akan melintas di Stasiun Hall, Pasar Baru, Alun-alun, ITC/Abdul Muis, Pasar Ancol/Unla, Buahbatu, Palasari, Papandayan, Pasar Kosambi, Veteran dan Viaduct.
"Tahap I 8,5 kilometer ini mungkin akan memakan waktu 1,5 tahun. Jadi mungkin secara resmi akan diresmikan wali kota berikutnya. Biarkan sejarah mencatat pemerintah saat ini yang melahirkan dan mencari upaya dari posisi yang mahal dan tidak mungkin menjadi mungkin atas segala doa dan upaya," ucap Emil Senin, (12/2/2018).
Emil mengatakan, butuh proses panjang untuk merealisasikan proyek LRT.
"Dulu kami bercita-cita ingin melahirkan perubahan-perubahan agar Bandung makin enak, Bandung jauh dari korupsi, anak-anak kita bahagia agar orang tua orang tua kita ada yang mengurusi dan lain sebagainya. Jadi pada saat cita-cita itu terkabul pasti ada rasa haru," tutur Ridwan Kamil.
Dirancang Arsitek Lokal
Emil menjelaskan, pembangunan LRT itu bakal dikerjakan dan didanai sepenuhnya oleh PT PP Infrastruktur dengan sistem kerja sama bangun guna serah atau build operate and transfer (BOT).
Nilai investasinya senilai Rp. 1,4 triliun untuk koridor III sepanjang 8,5 kilometer.
"Sumber dana dari investasi PT PP 100 persen. Kerja samanya dikelola oleh swasta gak pakai ABPN dan APBD," ucap dia.
Menariknya, proyek itu dikerjakan oleh insinyur-insinyur lokal asal Bandung dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 98 persen. Itu artinya, seluruh proyek LRT tercipta dari buah pikir dan tangan warga lokal. Karena itu harganya pun berkali lipat lebih murah dari proyek LRT pada umumnya.
"Ini juga didiskon yang tadinya Rp. 500 miliar per kilometer sekarang hanya Rp. 150 miliar per kilometer. Ini teknologi hebat 'pangmurahna' buatan anak bangsa di desain di tempat yang Allah berkah ini yang Allah ciptakan sedang tersenyum, di kota Bandung," jelas dia.
Advertisement