Sukses

Walikota Tacurong Sepakat Tingkatkan Kerjasama Ekonomi dan Pariwisata dengan Indonesia

Potensi daerah ini sebagai lumbung padi dan jagung serta letak kota Tacurong yang strategis merupakan peluang bagi pasar bagi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Untuk meningkatkan kerja sama perdagangan, budaya dan wisata, Konsul Jenderal RI Davao City Berlian Napitupulu melakukan pertemuan dengan Walikota, pejabat dan pengusaha Tacurong City (224 km Barat Daya Davao City), Mindanao Filipina Selatan.

Kota yang berjarak 190 Km Barat Daya Davao City merupakan bagian dari Region XII atau yang lebih dikenal dengan SOCCSKSARGEN (South Cotabato, Cotabato City, Sultan Kudarat, Sarangani dan General Santos City). Dengan lokasi yang strategis yaitu terletak di tengah Mindanao, kota ini berkembang cukup pesat dalam 10 tahun terakhir dan menjadi sentra aktivitas perekonomian dari kota-kota di sekitarnya, khususnya di Propinsi Sultan Kudarat.

Dalam kunjungan itu, Konjen RI dan staf bertemu dengan Walikota Tacurong Lina Mantilla yang didampingi beberapa staf. Kedua pihak melakukan tukar informasi mengenai kondisi dan potensi kedua negara, khususnya Tacurong/Mindanao dan Sulawesi Imdonesia serta membahas upaya-upaya peningkatan hubungan perdagangan, sosial budaya dan pariwisata.

"Hubungan perdagangan kedua negara sempat hampir stagnan beberapa tahun lalu, namun sejak 2016 mulai mengalami peningkatan signifikan. Sejumlah produk Indonesia sudah mulai masuk di belasan kota yang kami kunjungi. Namun sayangnya sejumlah produk Indonesia masuk melalui negara ketiga. Kalau langsung tentunya bisa lebih murah lagi," tutur Konjen Berlian.

Lebih lanjut Konjen menyatakan bahwa potensi daerah ini sebagai lumbung padi dan jagung serta letak kota Tacurong yang strategis merupakan peluang bagi pasar bagi Indonesia.

Tacurong juga memiliki peluang kerjasama seni budaya dan pariwisata dengan Indonesia. Walikota Tacurong, Lina Montilla saat bertemu dengan Konjen Berlian Napitupulu bercerita bahwa kotanya memiliki museum yang memaerkan koleksi pakaian dan tutup kepala tradisional Mindanao dari negara lain.

Salah satu koleksi dari museum tersebut adalah tutup kepala khas jawa (blangkon) pemberian salah seorang temannya dari Indonesia yang masih tersimpan dengan baik di Notre Dame Tacurong College (NDTC) Museum. Ketika Konjen memberikan cinderamata khas Indonesia berupa topeng ukiran tokoh wayang Rama, Walikota Montilla secara spontan menyampaikan akan menyimpan dan memamerkan cinderamata itu di museum kebanggaan kota tersebut.

“Ini tentunya adalah kesempatan yang sangat baik bagi Indonesia, khususnya pemerintah daerah di sulawesi yang notabene secara geografis dekat dengan Mindanao. Pemda di Sulawesi dapat menempatkan koleksi pakaian adat mereka dan dipamerkan di museum ini. Ibarat pepatah tak kenal maka tak sayang, jika mereka tidak kenal dengan tetangga terdekatnya maka bagaimana mungkin mereka akan tahu keaneragaman seni budaya kita dan tertarik untuk mengunjungi objek wisata di Indonesia,”ujar Konjen Berlian.

Walikota Tacurong mengajak pihak terkait dari Indonesia untuk berpartisipasi pada kegiatan pameran di Tacorong antara lain Philippine International Bird Festival yang akan diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Tacorong pada 12-13 Mei 2018.

KJRI Dapat bekerjasama dengan mempromosikan keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya spescies unggas endemik beberapa pulau di Indonesia dan menarik wisatawan Filipina dan asing melakukan aktivitas bird watching sekaligus mengunjungi destinasi wisata di Papua, Kalimantan, dan Sumatera.

Inisiatif ini disambut positif oleh Walikota Tacurong, Lina Montilla, yang sangat antusias melihat sejumlah foto burung Cendrawasih dan destinasi wisata raja ampat, serta beberapa destinasi wisata Indonesia lainnya saat dipresentasikan oleh Konjen Berlian.

“KJRI sebagai ujung tombak diplomasi Indonesia di Mindanao, harus bijak dan aktif dalam mengambil setiap peluang dan kesempatan sesuai potensi pasar dan kondisi masyarakat di masing-masing kota di Mindanao, guna menghasilkan outcome yang lebih optimal,” papar Konjen Berlian.

Konjen dan staf didampingi Walikota juga melakukan market sensing ke Ang Rice and Corn Mill yaitu pusat pengolahan jangung kedua terbesar di Mindanao bertempat di Tacurong City. Perusahaan ini menghasilkan 60 ton jagung putih untuk konsumsi manusia per bulan. Saat ini perusahaan tersebut masih kekurangan suplai bahan mentah antara lain akibat musim kering yang panjang.

"Tentunya ini juga merupakan peluang pasar yang perlu digali lebih lanjut. Soalnya Pemerintah Filipina sedang mempromosikan penggunaan jagung putih sebagai makanan pokok yang dicampur dengan nasi," pungkas Konjen Berlian.

 

(PR)

Video Terkini