Sukses

Pemulihan Longsor di Puncak Belum Rampung, Penutupan Diperpanjang?

Penutupan jalur Puncak, bogor, berlangsung selama 10 hari terhitung Selasa 6 Februari. Dengan begitu, masa berlaku penutupan jalur berakhir Jumat besok.

Liputan6.com, Bogor - Kepolisian Resor Bogor menyatakan tidak akan membuka jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat sebelum kondisinya benar-benar aman dilalui kendaraan roda empat atau lebih.

"Belum bisa dipastikan kapan dibuka, karena pekerjaan tebing dan jalan akibat longsor masih diperbaiki," kata Kasat Lantas Polres Bogor AKP Hasby Ristama, Kamis (15/2/2018).

Meskipun nantinya proses pemulihan terdampak longsor selesai, namun kepolisian tidak bisa mengambil keputusan pembukaan jalur secara sepihak. Menurutnya, keputusan itu harus diambil bersama dengan melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pemerintah daerah, Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana.

"Jadi setelah nanti perbaikan selesai ada tahapan selanjutnya. Rapat koordinasi menentukan sudah layak atau belum jalur Puncak dilalui mobil," terang Hasby.

Terlebih, kondisi cuaca di kawasan Puncak masih terus diguyur hujan dan kabut tebal. Hal itu dinilai membahayakan pengendara jika dipaksakan dibuka.

"Kalau hujan lewat situ masih rawan. Jadi kami tidak bisa paksakan buka jalur," ujar Hasby.

Hingga saat ini, jalur dari arah Jakarta menuju Puncak masih ditutup di Gunung Mas, Cisarua Bogor. Sementara dari arah Bandung, jalur ditutup di wilayah Ciloto, Cianjur.

Penutupan berlangsung selama 10 hari terhitung Selasa 6 Februari. Dengan begitu, masa berlaku penutupan jalur berakhir Jumat besok.

"Sampai hari ini jalur Puncak masih ditutup. Dan belum bisa dipastikan kapan dibuka," tegas Hasby.

2 dari 2 halaman

Perbaikan Belum Bisa Dipastikan

Sementara itu, Pelaksana PT. Wijaya Karya, Riswandi menyatakan belum bisa memastikan kapan perbaikan jalan dan tebing di empat titik lokasi longsor kawasan Puncak itu rampung.

"Yang jelas beberapa titik jalur yang sedang kami perbaiki sepenuhnya belum bisa dilalui roda empat," kata dia.

Riswandi mengaku, tenggat waktu selama 10 hari untuk mengerjakan perbaikan dirasa tidak cukup. Meskipun proses pengerjaan dilakukan selama 24 jam kerja.

Selain batas waktu yang sangat minim, faktor cuaca dan hilir mudiknya kendaraan roda dua juga menjadi kendala pemulihan jalur yang longsor tersebut.

"Waktu yang diberikan juga membuat kami tertekan. Kami harus benar-benar bekerja ekstra," keluhnya.

Untuk pengerjaan sendiri meliputi perbaikan jalan yang amblas dengan cara penguatan struktur pondasi di bawahnya. Selain itu, mengikis tebing untuk mengantisipasi longsor dan melakukan pelebaran badan jalan sebelah kanan.

Saksikan video pilihan di bawah ini: