Liputan6.com, Jakarta - Presidium Alumni 212 menyoroti isu kepulangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ke Tanah Air pada 21 Februari 2018. Isu yang belum jelas kebenarannya ini disinyalisasi sarat kepentingan.
Salah satu inisiator Presidium Alumni 212, Faizal Assegaf mengatakan, isu ini pertama kali digulirkan oleh Sekjen FPI Slamet Maarif usai mendeklarasikan Persaudaraan Alumni 212. Namun isu tersebut dibantah Faizal.
Baca Juga
"Mereka memasang berbagai spanduk, lalu menciptakan kehebohan bersama bahwa pada 21 Februari Habib Rizieq akan pulang. Dan kami yang masih waras ini bilang belum," ujar Faizal di kawasan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu 17Â Februari 2018.
Advertisement
Dua hari setelah deklarasi itu, Faizal mengumumkan ke publik bahwa Slamet Maarif Cs telah dipecat dari Presidium Alumni 212. "Sehingga apa yang mereka lakukan tidak bisa mewakili spirit 212," tegas dia.
Lebih dari itu, menurut Faizal, Rizieq Shihab telah menyampaikan kepada alumni 212, termasuk kubu Slamet Cs, bahwa kepulangannya ke Indonesia menunggu keputusan istikharah atau atas petunjuk Tuhan. Faizal melanjutkan, tidak mungkin petunjuk Tuhan menimbulkan kekacauan dan kekacauan sosial.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kepentingan Politik dan Finansial
Dia khawatir, isu kepulangan Rizieq yang beberapa kali digoreng ini sengaja dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk mengais kepentingan politik dan keuntungan finansial.
"Jadi kalau semangat Bung Eggi (Eggi Sudjana) dan kawan-kawan mengatakan, datang memobilisasi, yang perlu dicek adalah aliran dana sebenarnya dari semua yang teriak itu," ucap Faizal.
Faizal khawatir ada penerimaan-penerimaan terselubung di balik isu penyambutan Rizieq Shihab dari Arab Saudi. Apalagi isu tersebut beberapa kali digulirkan, dan tidak ada realisasinya hingga sekarang. Kepulangan Rizieq masih menjadi misteri.
"Karena ini udah masuk ke komoditi. Karena kalau mau datang ya datang aja. Nggak usah mobilisasi orang," dia menandaskan.
Â
Advertisement