Liputan6.com, Ambon: Ribuan warga Kota Ambon, Maluku, berunjuk rasa di Jalan A.M. Sangaji, Kamis (25/4) siang. Mereka menentang pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS) oleh para pendukungnya dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-50 RMS. Menurut pengunjuk rasa, pengibaran bendera RMS melanggar hukum. Itulah sebabnya, mereka mendesak pemerintah menangkap para pengibar bendera.
Unjuk rasa kali ini dikawal ketat aparat keamanan. Bahkan, Panglima Daerah Militer Pattimura Brigadir Jenderal TNI Mustopo menyempatkan diri berdialog dengan massa. Pada kesempatan itu, ia meyakinkan massa supaya menyerahkan penyelesaian kasus pengibaran bendera RMS tersebut kepada aparat keamanan.
Menanggapi kasus ini, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Penguasa Darurat Sipil Maluku masih menyelidiki kasus tersebut. Menurut Menko Polkam, ada tujuh kasus pengibaran bendera RMS yang tengah diusut [baca: Tiga Warga Pemilik Atribut RMS Ditangkap]. "Mereka melakukannya secara sembunyi-sembunyi," ujar Susilo Bambang di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pagi tadi. Namun begitu, ia mengungkapkan bahwa situasi Kota Ambon masih aman dan terkendali. Masyarakat setempat juga diminta tidak terpancing isu yang meresahkan.
Berdasarkan pemantauan SCTV, suasana Kota Ambon pada HUT setengah abad RMS ini relatif lebih lengang ketimbang biasanya. Ratusan personel keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI terlihat berjaga-jaga di setiap sudut kota. Beberapa instansi pemerintah dan sekolah juga dilaporkan telah memulangkan pegawai dan siswa sejak pukul 09.00 WIT. Sedangkan di tiap daerah pemukiman, sejumlah warga membuat blokade untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.
Meski penjagaan ketat, ternyata aparat keamanan sempat kecolongan. Sebab, di langit Kota Ambon, dua balon udara yang membawa bendera dan atribut RMS terlihat melengang, pagi tadi. Satu balon udara berhasil ditembak. Namun, sisanya lolos karena jarak tembak yang sudah cukup jauh. Sayangnya, langkah ini mengundang emosi ratusan orang yang diduga pendukung RMS. Akibatnya, secara serentak mereka berunjuk rasa menuju pusat kota. Untunglah aksi ini berhasil diredam aparat keamanan dengan cara memecah konsentrasi massa. Hingga berita ini ditulis, massa masih banyak bergerombol di sekitar Jalan Pattimura, Ambon. Aparat keamanan tetap berjaga-jaga di setiap lokasi yang dianggap rawan kerusuhan.
Menurut laporan langsung SCTV, sebuah ledakan terdengar di sebuah lokasi di pusat Kota Ambon, sekitar pukul 13.10 WIT. Akibatnya, sebuah rumah ibadah dilaporkan rusak. Ledakan ini terjadi saat Penguasa Darurat Sipil Maluku Gubernur Saleh Latuconsina bertemu dengan Pangdam Pattimura Brigjen TNI Mustopo. Mereka tengah berkoordinasi membahas situasi terakhir Maluku berkaitan dengan perayaan HUT ke-50 RMS.
Hingga siang ini, balon beratribut RMS yang dilepas pendukungnya tak cuma dua buah. Menyusul ledakan tadi, sejumlah balon kembali melayang di langit Kota Ambon.(SID/Muhamad Kemal, Sahlan Heluth, dan Guntur)
Unjuk rasa kali ini dikawal ketat aparat keamanan. Bahkan, Panglima Daerah Militer Pattimura Brigadir Jenderal TNI Mustopo menyempatkan diri berdialog dengan massa. Pada kesempatan itu, ia meyakinkan massa supaya menyerahkan penyelesaian kasus pengibaran bendera RMS tersebut kepada aparat keamanan.
Menanggapi kasus ini, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Penguasa Darurat Sipil Maluku masih menyelidiki kasus tersebut. Menurut Menko Polkam, ada tujuh kasus pengibaran bendera RMS yang tengah diusut [baca: Tiga Warga Pemilik Atribut RMS Ditangkap]. "Mereka melakukannya secara sembunyi-sembunyi," ujar Susilo Bambang di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pagi tadi. Namun begitu, ia mengungkapkan bahwa situasi Kota Ambon masih aman dan terkendali. Masyarakat setempat juga diminta tidak terpancing isu yang meresahkan.
Berdasarkan pemantauan SCTV, suasana Kota Ambon pada HUT setengah abad RMS ini relatif lebih lengang ketimbang biasanya. Ratusan personel keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI terlihat berjaga-jaga di setiap sudut kota. Beberapa instansi pemerintah dan sekolah juga dilaporkan telah memulangkan pegawai dan siswa sejak pukul 09.00 WIT. Sedangkan di tiap daerah pemukiman, sejumlah warga membuat blokade untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.
Meski penjagaan ketat, ternyata aparat keamanan sempat kecolongan. Sebab, di langit Kota Ambon, dua balon udara yang membawa bendera dan atribut RMS terlihat melengang, pagi tadi. Satu balon udara berhasil ditembak. Namun, sisanya lolos karena jarak tembak yang sudah cukup jauh. Sayangnya, langkah ini mengundang emosi ratusan orang yang diduga pendukung RMS. Akibatnya, secara serentak mereka berunjuk rasa menuju pusat kota. Untunglah aksi ini berhasil diredam aparat keamanan dengan cara memecah konsentrasi massa. Hingga berita ini ditulis, massa masih banyak bergerombol di sekitar Jalan Pattimura, Ambon. Aparat keamanan tetap berjaga-jaga di setiap lokasi yang dianggap rawan kerusuhan.
Menurut laporan langsung SCTV, sebuah ledakan terdengar di sebuah lokasi di pusat Kota Ambon, sekitar pukul 13.10 WIT. Akibatnya, sebuah rumah ibadah dilaporkan rusak. Ledakan ini terjadi saat Penguasa Darurat Sipil Maluku Gubernur Saleh Latuconsina bertemu dengan Pangdam Pattimura Brigjen TNI Mustopo. Mereka tengah berkoordinasi membahas situasi terakhir Maluku berkaitan dengan perayaan HUT ke-50 RMS.
Hingga siang ini, balon beratribut RMS yang dilepas pendukungnya tak cuma dua buah. Menyusul ledakan tadi, sejumlah balon kembali melayang di langit Kota Ambon.(SID/Muhamad Kemal, Sahlan Heluth, dan Guntur)