Sukses

Budi Waseso Beberkan Syarat Jadi Ketua BNN

Budi Waseso mengatakan, Kepala BNN tidak bisa orang yang normal-normal saja. Sebab, manusia yang dihadapi perasaannya melebihi binatang.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso akan memasuki masa pensiun dari Polri beberapa hari ke depan. Namun pria yang akrab disapa Buwas ini enggan membeberkan calon penggantinya di BNN.

"Tanya atuh sama Presiden," ujar Buwas usai meresmikan Gedung Pusat Laboratorium Narkotika di Lido, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Kamis (22/2/2018).

Buwas mengaku hanya merekomendasikan kepada Presiden beberapa persyaratan maupun kriteria sebagai kepala BNN.

Menurut Buwas, kriteria yang cocok sebagai penggantinya adalah memiliki integritas, profesional, dan komitmen terhadap pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN).

"Dia punya mental yang baik. Profesional karena dia harus tahu masalah narkotik. Jadi kalau orang zero dari narkotik, nggak mungkin bisa bekerja di sini," kata Buwas.

Kriteria lainnya adalah orang yang paham betul terkait jaringan peredaran narkotika, baik dalam maupun luar negeri dan terorganisir.

"Kalau normal-normal saja ngga bisa. Kita menghadapi manusia-manusia yang punya karakter luar biasa dan perasaannya juga melebihi binatang," terang Buwas.

 

 

2 dari 2 halaman

Kerja sama dengan Lembaga Lain

Selain itu, sistem yang selama ini sudah terbangun dengan baik, seperti kerja sama antara TNI, Polri, Bea Cukai, dan Pusat Pelaporan dan Analysis Keuangan (PPATK) harus dijaga.

"Kalau tanpa mereka mana mungkin kita bisa mengungkap semua itu," ujar Buwas.

Ia mencontohkan kerja sama dengan PPATK, BNN dapat mengungkap beberapa kasus bandar besar narkorba yang menghasilkan uang dari hasil penjualan barang haram tersebut, mulai Rp 3 triliun hingga Rp 45 triliun per tahun.

"Kejahatan narkotika yang sedang kita telusuri ada yang menghasilkan Rp 7,4 triliun dalam satu tahun. Tahun kemarin ada Rp 3,6 triliun, dan tahun 2018 yang sedang kita lempar ke PPATK kurang lebih menurut kasarannya Rp 45 triliun," ungkap Buwas.

Karena itu, dia berharap penggantinya kelak memiliki integritas yang baik dan profesional.

"Kalau tidak punya integritas, saya yakin tidak akan bisa bekerja dengan baik pula. Ini satu jaringan. Luar biasa ini," pungkas Buwas.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: