Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tengah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Bali. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, hal ini mengingatkannya tentang pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Ketika menyampaikan sambutan pada HUT Partai ke 45 tanggal 10 Januari 2018, Bapak Presiden menegaskan, hanya satu kata yang membuat PDI Perjuangan bisa tetap survive, yakni gotong royong. Bagi kami, berpartai adalah mengabdi pada kepentingan kolektif bangsa, bukan orang per orang. Karena itulah, individualisme tidak mendapat tempat di PDIP," ucap Hasto dalam keterangannya, Jumat (23/2/2018).
Baca Juga
Dia menuturkan, dengan semangat gotong royong, partai mampu bertahan menghadapi situasi yang sangat sulit sekalipun, bahkan terus berusaha untuk menata diri.
Advertisement
"Partai terus menata diri, memerbaiki diri, dan memperhebat kaderisasi kepemimpinan partai, dengan tuntutan terhadap standar moral dan etika yang semakin tinggi. Kesadaran ideologis terus ditanamkan sehingga kader Partai diharapkan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dimana dia ditugaskan," Hasto menjelaskan.
Dia juga menuturkan, dengan semangat gotong royong, strategi pemenangan pemilu bakal dilakukan PDIP.
"Dampaknya beban biaya politik calon berhasil ditekan," tandas Hasto.
Â
Tertutup
Rakernas III PDIP kali ini akan dilaksanakan tertutup. Namun, nantinya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dijadwalkan membacakan rekomendasi hasil Rakernas, yang dimulai hari ini.
Bahkan sebelumnya, Hasto sempat menyebut keseluruhan Rakernas bersifat tertutup. Di mana, pembukaan akan dilakukan secara sederhana, diikuti oleh internal kader partai, mengingat pembahasan berkaitan hal-hal khusus.
Menurut dia, dengan melakukan pembahasan secara internal dan tertutup, maka berbagai persoalan dapat dilihat secara jernih.
"Sehingga agenda politik yang ditawarkan PDI Perjuangan pun agar berakar kuat pada kehendak rakyat, dan berpijak pada ideologi bangsa Pancasila. Ruang politik di Indonesia harus diisi dengan wajah politik yang membangun peradaban, politik yang berkebudayaan, serta politik yang membangun harapan untuk hidup lebih baik dengan mengangkat harkat dan martabat sebagai bangsa pejuang, bangsa yang memiliki cita-cita luhur," tandas Hasto.
Advertisement