Sukses

Musibah Banjir Bandang Samosir, PT Toba Pulp Lestari Tbk Kirim Sembako untuk Masyarakat

Atas kejadian banjir bandang di empat desa Siparmahan, Dolokraja, Hariarapohan, dan Sampurtoba di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), PT Toba Pulp Lestari Tbk menyampaikan rasa keprihatinannya.

Liputan6.com, Jakarta - Musibah banjir bandang terjadi di empat desa Siparmahan, Dolokraja, Hariarapohan, dan Sampurtoba di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Atas kejadian banjir bandang tersebut, PT Toba Pulp Lestari Tbk menyampaikan rasa keprihatinannya. Banjir bandang terjadi sekira pukul 19.30 WIB pada Senin 13 November 2023 yang disertai hujan lebat.

"Sebagai wujud kepedulian perusahaan, TPL melalui program CD/CSR hadir berkontribusi dengan memberikan dukung berupa air bersih dan bantuan sembako kepada masyarakat di empat desa yang terdampak," ujar Direktur TPL Jandres Silalahi melalui keterangan tertulis, Sabtu (18/11/2023).

Menurut dia, adapun dukungan yang disalurkan oleh TPL kepada masyarakat terdiri dari 1,8 ton beras, 200 kg gula, 200 papan telur, 16 kotak bubuk teh, dan 1.900 kotak indomie.

Lalu ada pula 20 kotak minyak makan, 500 kg kopi dan 3 unit mobil tangki dengan kapasitas tangki 5 ribu liter 2 unit serta satu mobil tangki dengan kapasitas 16 ribu liter.

Jandres mengatakan untuk meringankan beban yang dialami masyarakat korban banjir bandang Samosir, pihaknya telah menyalurkan dan membantu masyarakat korban banjir bandang serta memberikan dukungan yang paling dibutuhkan masyarakat, yakni makanan dan minuman serta penyediaan air bersih.

"Saya mewakili perusahaan menyampaikan turut prihatin dan merasakan apa yang sedang dialami oleh masyarakat di empat desa Kecamatan Harian. Saat ini bantuan berupa makanan, minuman dan air bersih telah kita salurkan kelokasi banjir untuk segera diserahkan kepada para masyarakat korban banjir bandang," kata Jandres.

 

2 dari 4 halaman

Banjir Bandang Samosir Bukan Dampak Operasional TPL

Disisi lain, Jandres menjelaskan dari hasil data yang dikumpulkan tim TPL di lapangan, banjir bandang Samosir disebabkan oleh sejumlah aspek, yakni curah hujan tinggi selama 12 jam serta kondisi tutupan lahan Daerah Tangkapan Air (DTA) banjir sebagian besar (75 persen) berupa non hutan sehingga kemampuan tanah untuk meresap air (intersepsi) sangat rendah.

Selanjutnya, kata dia, kondisi kelerengan lahan ± 73% curam dan sangat curam, serta banyaknya material lumpur dan bebatuan di dasar sungai, yang menyebabkan tersumbatnya sungai Sitio-tio.

"Pasca peristiwa banjir bandang, Perusahaan telah menurukan tim untuk melakukan pengecekan dan analisa lapangan guna mengetahui penyebab banjir bandang tersebut. Dengan kondisi sungai Sitio-tio yang membentuk bendungan temporary dan pada akhirnya sungai ini tertutup dan meluap ke alur di sebelah tenggara," ucap Jandres.

"Sehinga dipastikan tidak ada pengaruh atau keterkaitan operasional TPL dengan penyebab banjir ini, karena aliran air DTA banjir Siparmahan Sihotang adalah ke timur dan dialirkan secara langsung ke Danau Toba sedangkan DTA TPL adalah ke arah barat daya (Aek Silang) dan barat laut (Lau Renun) ini berarti arah aliran konsesi TPL Tele dan DTA banjir bertolak-belakang dan diperkuat dengan tidak adanya kayu jenis eucalyptus dalam material banjir," tandas dia.

 

3 dari 4 halaman

Banjir di Samosir, Satu Warga Dilaporkan Hilang

Sebelumnya, satu warga dilaporkan hilang dan hingga saat ini masih dalam pencarian atas bencana banjir yang melanda Kabupaten Samosir, Sumatera Utara yang terjadi pada Senin 13 November 2023. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan banjir menyebabkan lima rumah rusak berat, empat jembatan rusak dan jaringan irigasi serta air bersih juga rusak. Selain itu, tiga gedung fasilitas pendidikan, dua gedung pusat kesehatan, dua unit gereja dan 266 hektar lahan pertanian juga terdampak.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Samosir, Sarimpol Simanihuruk mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan pencarian warga yang dilaporkan hilang akibat banjir.

"Masih dalam tahap pencarian, kami bersama tim gabungan sudah mengerahkan alat berat dalam proses pencarian dimulai dari sekitar tempat tinggal korban," kata Sarimpol melalui keterangan resmi, melansir laman resmi BNPB https://bnpb.go.id/.

 

4 dari 4 halaman

620 Jiwa Mengungsi

Sarimpol menambahkan, banjir juga sempat meluas yang sebelumnya berdampak pada empat kecamatan hingga kini mencapai lima kecamatan. Adapun kecamatan terdampak yakni Kecamatan Harian, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kecamatan Palipi, Kecamatan Nainggolan dan Kecamatan Simarionggo.

"Kaji cepat sementara, sedikitnya 620 jiwa mengungsi akibat kejadian ini. Merespons hal ini, tim gabungan juga telah mendirikan tenda pengungsi. Titik pengungsian berada di Gereja Katolik ST Bonaventure di Desa Pintu Batu, Kecamatan Pangururan. Distribusi logistik dan obat-obatan sebagai kebutuhan dasar juga telah disalurkan guna penanganan darurat," ucap dia.

Material yang terbawa saat banjir seperti kayu, batu dan lumpur menjadi kendala tersendiri dalam proses penanganan darurat. Selain itu, cakupan luas wilayah terdampak juga menutup sejumlah badan jalan hingga menggangu akses perjalanan dan fasilitas umum.

"Merujuk prakiraan cuaca BMKG hingga dua hari kedepan sampai 17 November 2023 untuk Kabupaten Samosir masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Menyikapi hal ini, BNPB menghimbau warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi," jelas Sarimpol.

Untuk sementara, warga dapat mengurangi aktivitas disekitar aliran sungai. Apabila diperlukan, warga dapat melakukan evakuasi secara mandiri apabila sudah melihat tanda-tanda kenaikan debit air setelah hujan deras mengguyur dengan durasi yang lama.