Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kekhawatirannya terhadap peningkatan yang sangat ekstrem terkait asus narkoba sabu pada awal 2018 ini.
Menurut dia, pengungkapkan sabu seberat 1,6 ton di Batam pada Selasa 20 Februari 2018 lalu menjadikan kasus ini meningkat tajam di banding sebelumnya.
Baca Juga
"Jika pada 2017 lalu tangkapan narkoba sebanyak 2,132 ton sabu dari 342 kasus. Dua bulan pertama di 2018 ini sudah ada 2,932 ton tangkapan sabu dari 57 kasus " kata Sri Mulyani di Pelabuhan Logistik Sekupang, Batam, Jumat 23 Februari 2018.
Advertisement
Dia mengatakan, kasus narkoba di Indonesia terus meningkat setiap bulan. Ini dibuktikan dengan adanya kasus penangkapan kapal pengangkut narkoba sabu yang jumlahnya di atas satu ton dengan waktu yang tak berselang lama.
Menurut Sri Mulyani, dua tangkapan besar pada awal tahun ini bukan akhir dari perang terhadap kejahatan tersebut. Sebaliknya akan menjadi warning bagi semua pihak bahwa mafia narkoba semakin mengancam pertahanan Indonesia.
Ia mengharapkan sinergi yang sudah terjalin kuat antara Polri, TNI, BC, BNN, dan pihak lainnya semakin diperkuat. Selain itu, pihaknya juga akan mendukung dalam bentuk penambahan anggaran.
"Kita dukung dengan maksimal dengan penambahan anggaran untuk TNI, Polri, BNN, BC (Bea Cukai), dan instansi terkait lain, agar ancaman ini bisa kita atasi bersama," kata Sri Mulyani.
Â
Terus Jalin Kerja Sama
Sementara itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan akan terus menjadi kerja sama akan dengan Bea Cukai, TNI, dan BNN.
Tak hanya itu, pihaknya juga menjalin operasi tertutup dengan negara-negara sahabat termasuk, Malaysia, Singapura, Tiongkok.
"Beberapa penanangkapan lalu yang satu ton di Jakarta informasi dari Hong Kong dan Taiwan," terang Tito.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement