Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengungkap penyerang air keras Novel Baswedan, merupakan kebijakan politik Presiden Jokowi. KPK akan menunggu Jokowi untuk membentuk atau tidaknya TGPF.
"KPK saya kira sederhana saja, kita tunggu saja bagaimana pilihan atau kebijakan politik yang akan diambil oleh Presiden. Apakah membentuk TGPF untuk mendukung Polri atau tetap akan menunggu proses yang berjalan saat ini," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Senin (26/2/2018).
Menurut dia, hingga kini Jokowi masih mempercayakan Polri untuk mengungkap pelaku penyerangan Novel Baswedan. Kendati begitu, Febri menuturkan yang menjadi target lembaga antirasuah saat ini adalah penyerang ditemukan.
Advertisement
"Saya kira bukan domain KPK untuk percaya atau tidak percaya. Ini soal apakah sikap, pilihan, atau kebijakan politik akan diambil atau tidak," ucap dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memastikan pihaknya akan terus meminta Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk menuntaskan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Jokowi Desak Polri
"Ya ini saya akan terus kejar Kapolri, di Polri agar kasus ini menjadi jelas dan tuntas siapa pun pelakunya," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa 20 Februari 2018.
Jokowi menyadari kasus tersebut terlalu lama belum diselesaikan. Novel Baswedan diserang pada April 2017, namun kasus itu belum juga terungkap hingga kini.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta Polri untuk tetap menuntaskan kasus tersebut.
"Sampai saat ini akan kita kejar terus, akan kita kejar terus Polri, dan Polri juga sudah saya sampaikan, kalau Polri sudah gini (angkat tangan) baru kita mulai step yang lain," ucap Jokowi.
Advertisement