Sukses

Profesor Sardjito Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Sosoknya

Di masa perang kemerdekaan, Sardjito ikut serta dalam proses pemindahan Institut Pasteur di Bandung ke Klaten.

Liputan6.com, Jakarta - Profesor dr. M. Sardjito diusulkan menjadi kandidat Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam kemajuan di bidang pendidikan, khususnya di bidang medis dan pengabdian pada masyarakat.

Usulan pemberian gelar pahlawan nasiional yang dianggap berjasa untuk nusa dan bangsa tertuang dalam UU No. 20 tahun 2009. Pemberian gelar Pahlawan Nasional dalam Pasal 1 ayat 4 berbunyi: Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Sardjito lahir di Magetan, Jawa Timur, 13 Agustus 1889, wafat 5 Mei 1970 pada umur 80 tahun. Sardjito merupakan seorang dokter yang kemudian dianugerahi Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada dengan gelar Prof. dr. M. Sardjito.

Sardjito menamatkan bangku sekolah dasar di Sekolah Dasar Purwodadi di Desa Purwodadi, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan.

Di masa perang kemerdekaan, Sardjito ikut serta dalam proses pemindahan Institut Pasteur di Bandung ke Klaten. Awal berdirinya Universitas Gajah Mada, ia merupakan rektor pertama atau Presiden Universiteit dari 1949-1961.

Kemudian di tahun 1963-1970, ia diangkat menjadi rektor ke-3 Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta.

 

2 dari 2 halaman

Gagasan Sardjito

Sardjito mencetuskan gagasan pada tahun 1954 terkait pendirian Rumah Sakit Umum dan Pendidikan bagi calon dokter dan dokter ahli serta pengembangan penelitian.

"Gagasannya melahirkan sebuah Rumah Sakit pemerintah dan gabungan bersama Rumah Sakit UGM menjadi Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP dr. Sardjito)," tulis dalam website RSUP dr. Sardjito.

Selain itu, adanya upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu alasan pendirian RSUP dr. Sardjito.

"Desakan guna mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jawa Tengah Bagian Selatan," tulis website RSUP dr. Sardjito.

Pada pendirian Rumah Sakit 1982, nama Sardjito diabadikan dalam sebuah nama rumah sakit menjadi RSUP dr. Sardjito Yogyakarta yang bertujuan untuk mengenang perjuangan dan jasa-jasanya.