Liputan6.com, Martapura: Banjir yang melanda Kalimantan Selatan hingga kini belum ada tanda-tanda akan surut. Dari 13 kabupaten di Kalsel, sudah tujuh kabupaten yang dilanda banjir, yakni Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Balangan, dan Kabupaten Tanah Laut.
Kabupaten yang terparah dilanda banjir adalah Kabupaten Banjar. Dari 13 kecamatan yang ada di kabupaten ini, sudah delapan kecamatan yang terendam. Banjir paling parah menimpa Kecamatan Mataraman, Pengaron, Cempaka, dan Martapura Kota.
Tercatat sudah lebih dari 800 kepala keluarga atau lebih dari 3.400 jiwa di tiga kecamatan di Kabupaten Banjar terpaksa mengungsi ke berbagai tempat seperti sekolah, tempat ibadah, hingga berkemah di hutan karet. Para pengungsi mengeluhkan minimnya bantuan yang mereka terima.
Tak hanya mengganggu aktivitas warga, banjir yang terjadi sejak Selasa lalu juga melumpuhkan sektor pelayanan publik. Seperti yang terjadi di Markas Kepolisian Sektor Mataraman, Martapura. Banjir setinggi satu meter telah menghentikan aktivitas polisi untuk melayani masyarakat.
Akibat banjir setinggi satu meter itu, sejumlah perabotan di Mapolsek bahkan tak sempat diselamatkan. Sejumlah barang bukti kejahatan seperti sepeda motor terpaksa dipindahkan ke lokasi lain. Bahkan karena ruang tahanan tergenang air, para tahanan terpaksa dititipkan di polsek terdekat.
Selain itu, puluhan kilometer jalan kecamatan dan desa tergenang air sehingga membuat warga banyak yang menggunakan jasa rakit bambu untuk menembus jalan darat.(ADO)
Kabupaten yang terparah dilanda banjir adalah Kabupaten Banjar. Dari 13 kecamatan yang ada di kabupaten ini, sudah delapan kecamatan yang terendam. Banjir paling parah menimpa Kecamatan Mataraman, Pengaron, Cempaka, dan Martapura Kota.
Tercatat sudah lebih dari 800 kepala keluarga atau lebih dari 3.400 jiwa di tiga kecamatan di Kabupaten Banjar terpaksa mengungsi ke berbagai tempat seperti sekolah, tempat ibadah, hingga berkemah di hutan karet. Para pengungsi mengeluhkan minimnya bantuan yang mereka terima.
Tak hanya mengganggu aktivitas warga, banjir yang terjadi sejak Selasa lalu juga melumpuhkan sektor pelayanan publik. Seperti yang terjadi di Markas Kepolisian Sektor Mataraman, Martapura. Banjir setinggi satu meter telah menghentikan aktivitas polisi untuk melayani masyarakat.
Akibat banjir setinggi satu meter itu, sejumlah perabotan di Mapolsek bahkan tak sempat diselamatkan. Sejumlah barang bukti kejahatan seperti sepeda motor terpaksa dipindahkan ke lokasi lain. Bahkan karena ruang tahanan tergenang air, para tahanan terpaksa dititipkan di polsek terdekat.
Selain itu, puluhan kilometer jalan kecamatan dan desa tergenang air sehingga membuat warga banyak yang menggunakan jasa rakit bambu untuk menembus jalan darat.(ADO)