Liputan6.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra dan tujuh orang lainnya di ruangan penyidik Ditreksrimsus Polda Sulawesi Tenggara, setelah terjerat operasi tangkap tangan (OTT).
Adriatma Dwi Putra dan ayahnya yang merupakan mantan Wali Kota Kendari Asrun datang di Polda Sultra ditemani penyidik KPK pada Rabu (28/2/2018) sekitar pukul 05.50 Wita. Keduanya datang dikawal penyidik KPK.Â
Sedangkan lima di antaranya sejak Selasa 27 Februari malam dijemput penyidik KPK di salah satu penginapan di belakang Ruko Toko Indo Jaya, distributor cat Jotun di Jalan Syech Yusuf, Mandonga, Kota Kendari.
Advertisement
Menurut informasi terpercaya di Polda Sultra, mereka akan diterbangkan ke Jakarta bersama sejumlah penyidik KPK. Mereka yaitu Asrun yang merupakan mantan Wali kota Kendari bersama Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra.
Lima orang lainnya di antaranya adalah 2 pengusaha di Kota Kendari, seorang perempuan yang merupakan staf di LPSE Kendari, Direktur PT Bangun Sarana Nusantara berinisial F, serta pemilik Toko Indo Jaya.
Menurut informasi dari Polda Sultra, jika tak ada aral melintang, Wali Kota Kendari dan tujuh lainnya akan diterbangkan ke Jakarta dengan pesawat Lion Air GT 727 dari Bandara Udara Halu Oleo Kendari. Sekitar pukul 20.00 Wita akan diterbangkan ke Jakarta.
"Mereka sudah ada booking tiketnya, kalau tidak ada halangan mereka akan dibawa malam ini," ujar sumber yang enggan disebut namanya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
KPK Geledah Kantor Wali Kota Kendari
KPK menggeledah dua ruangan di Kantor Wali Kota Kendari, Rabu (28/2/2018). Penggeledahan dilakukan usai KPK memeriksa mantan Kepala BPKAD Pemerintah Kota Kendari.
Dua ruangan yang diperiksa yakni bidang Aset dan Penatausahaan serta ruangan Pelaporan Aset Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari sekira 13.20 Wita.
Tiga orang tim penyidik KPK menyambangi kantor Wali Kota Kendari menggunakan kendaraan dinas roda empat berwarna hitam jenis Suzuki R3 dengan nomor polisi (Nopol) 1121 E.
Salah seorang Penyidik KPK saat mendatangi salah satu ruangan Kantor Wali Kota Kendari sempat berbicara agar menunda mengambil gambar.
"Jangan dulu ambil gambar, karena kasihan orang ini belum tentu bersalah," ujarnya.
Sementara salah seorang pegawai penatausahaan dan pelaporan aset Kota Kendari yang enggan menyebutkan namanya mengaku, tidak tahu bahwa yang datang adalah tim penyidik KPK.
"Saya tidak tahu kalau yang datang tadi itu tim penyidik KPK. Saya kira orang biasa, ternyata KPK," kata dia.
Advertisement