Sukses

Pendukung Sempat Histeris dan Halangi KPK Bawa Wali Kota Kendari

Ratusan warga menghalangi laju pengawalan pihak kepolisian yang membawa Wali Kota Kendari yang terjerat OTT KPK.

Liputan6.com, Kendari - Usai diperiksa selama 14 jam di Polda Sulawesi Tenggara, Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra (ADP) dan ayahnya yang juga mantan Wali Kota Kendari, Asrun, diterbangkan ke Jakarta pada Rabu (28/2/2018) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Saat keduanya dibawa ke Bandara Udara Halu Oleo, ratusan warga Kota Kendari ternyata sudah menunggu di pelataran parkir bandara.

Ratusan warga, simpatisan dan sejumlah anggota keluarga, menghalangi laju pengawalan pihak kepolisian yang membawa keduanya. Rombongan sempat terhalang di pintu karena banyak warga histeris di depan pintu masuk gedung ruang tunggu bandara.

Sejumlah pendukung Asrun yang juga calon gubernur Sulawesi Tenggara itu, sempat terus meneriakkan "Asrun-Hugua" saat Asrun diturunkan dari bus milik Polda Sulawesi Tenggara. Hugua, merupakan mantan Bupati Wakatobi yang menjadi pasangan Asrun maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tenggara periode 2018-2023.

Sekitar 2 menit berusaha menghindari warga yang berdesak-desakan, Wali Kota Kendari dan ayahnya Asrun akhirnya berhasil lolos dengan pengawalan ketat polisi ke dalam ruangan bandara udara Halu Oleo. Bersama 7 orang yang ditangkap KPK lainnya, Adriatma Dwi Putra kemudian menaiki pesawat yang sudah menunggu sejak 15 menit sebelumnya.

2 dari 2 halaman

Terkait Proyek Dinas

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra dan Cagub Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun, dalam operasi tangkap tangan (OTT). KPK menduga kedua orang yang punya hubungan darah bapak-anak itu terkait penyimpangan sejumlah proyek di Pemkot Kendari.

"Ada interaksi antara pihak swasta, ini kita identifikasi orang dari perusahaan yang memegang proyek di salah satu dinas di sana," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Rabu 28 Februari 2018.

Perusahaan yang sama, kata dia, juga memenangkan proyek di tahun anggaran 2018. KPK mengambil tindakan ketika memantau terjadi perpindahan uang.

"Sampai ketika ada transaksi keuangan, tim bergerak untuk mengamankan sejumlah pihak dan meminta klarifikasi lebih lanjut," jelas Febri.

Dari OTT tersebut, tim KPK membawa empat ke orang ke Jakarta. Salah satunya, Calon Gubernur Sultra Asrun dan anaknya, Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra (ADP).

Sebelum menjadi Cagub Sulawesi Tenggara, Asrun menjabat Wali Kota Kendari. Setelah lengser, ia digantikan anaknya, Adriatma. Selain keduanya, ada dua orang lagi dari unsur swasta yang dibawa ke Markas Komisi Antirasuah.