Sukses

Menaker: Indonesia Butuh Investasi SDM Untuk Hasilkan Pekerja Kompeten

Ketersediaan SDM andal, menurut Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri harus diprioritaskan untuk memenuhi permintaan kebutuhan tenaga kerja berkompeten sesuai dunia industri.

 
Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengingatkan pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui investasi SDM di Indonesia. Ketersediaan SDM andal harus diprioritaskan secara bersama untuk memenuhi permintaan kebutuhan tenaga kerja skilled yang sesuai dengan dunia industri.
 
 
Menurutnya, untuk mempersiapkan SDM yang handal perlu dilakukan reformasi investasi SDM yang melibatkan perubahan dalam sistem pendidikan dan pelatihan kerja.
 
"Ke depan jika ingin dikaitkan dengan sistem pendidikan, investasi SDM harus benar-benar berbasis atau berorientasi demand driven, fokus, massif dan merata, Karena kalau tidak memenuhi empat hal itu, akhirnya akan terjadi gap atau kesenjangan antar daerah " kata Menteri Hanif saat menjadi keynote speaker pada seminar Human Capital Investment as a New Driving Force of Economy bertema "Human Capital and Future of Work" di, Badung, Bali, Kamis (1/3).
 
Seminar ini dihadiri juga oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara  dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
 
Menteri Hanif menjelaskan pihaknya menitikberatkan tiga isu dalam penyusunan roadmap SDM sebagai rencana kerja pemerintah di 2019. Ketiganya yaitu kualitas, kuantitas, dan persebaran yang dianggap memiliki peran penting sumber SDM untuk mendukung percepatan investasi di Indonesia.
 
"Soal kualitas yang intinya adalah demand driven, sesuai dengan kebutuhan pasar. Kedua adalah kuantitas, jumlah harus memadai. Ketiga adalah persebaran," katanya.
 
Menurutnya, persebaran SDM juga harus mendapatkan perhatian karena ketersediaannya cukup relatif bergantung pada wilayahnya. Tingkat ketersediaan SDM yang berkualitas cukup banyak di Jakarta, sementara di daerah lainnya bisa menunjukkan keadaan yang berbeda.
 
"Kualitas, kuantitas, dan persebaran dinilainya harus menjadi isu penting untuk dibahas di lintas kementerian sehingga bisa menjadi bahan untuk memperkaya penyusunan draft roadmapSDM," ujar Menteri Hanif.
 
Hanif mengungkapkan pihaknya menargetkan mampu menggelar program pemagangan  bagi 400.000 orang yang didukung oleh  Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) serta industri terkait.
 
"Untuk mencapai target ini, Kemenaker harus menyiapkan setidaknya 8.000 mentor dari berasal dari kalangan industri," katanya.
 
 
(*)
Video Terkini