Sukses

Misbakhun Golkar: Hoax Disebar untuk Perlemah Pemerintah Jokowi

Misbakhun menduga gencarnya hoax dan fitnah yang gencar dituduhkan sengaja dihembuskan pihak tertentu untuk memperlemah pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Golkar Misbakhun menyayangkan banyaknya berita atau informasi bohong alias hoax yang menyerang pemerintahan Jokowi saat ini.

Menurut dia, hoax terkait pemerintah harus dihentikan karena secara tidak langsung turut memengaruhi pembangunan yang tengah giat dilakukan pemerintah.

"Isu-isu ini yang harus kita lawan agar proses pembangunan yang dilakukan Presiden Jokowi dapat terlaksana dengan baik," ujar Misbakhun saat bersilaturahmi dengan ratusan petani tembakau di Wonomerto, Probolinggo, Jumat (02/03/2018).

Misbakhun menduga gencarnya hoax dan fitnah sengaja dihembuskan pihak tertentu untuk memperlemah pemerintah.

Oleh karena itu, Misbakhun mengajak masyarakat untuk memerangi isu radikalisme yang menjadi isu politik dan berusaha memecah jalannya pemerintahan Jokowi-JK.

"Kita harus berani melawan isu-isu hoax dan fitnah yang memperlemah persatuan," ucap Anggota DPR RI itu.

2 dari 2 halaman

Sebab Orang Sebar Hoax

Bareskrim Polri membongkar jaringan kelompok penyebar ujaran kebencian serta penyebar berita hoax di media sosial. Ada enam orang yang diciduk karena kerap menyebar ujaran kebencian dan hoax.

Keenamnya tergabung dalam kelompok Muslim Cyber Army (MCA). Peran mereka diduga sebagai admin grup penebar berita bohong. Polisi mengklaim, anggota MCA ada sekitar 177 orang.

Lantas, apa yang menyebabkan seseorang mau ikut dalam kelompok penyebar kebencian dan berita hoax tersebut?

Kabag Psikolog Baharkam Mabes Polri AKBP Dilia Tri Rahayu Setyaningrum menjelaskan dengan kecenderungan angka pengangguran di Indonesia yang cukup tinggi, tergabungnya banyak individu ke dalam kelompok ini akan makin besar.

"Karena bagaimanapun dasar mereka melakukan itu karena mereka mendapat suatu keuntungan dari keadaan yang tidak stabil," kata Dilia, Rabu (28/2/2018) malam.

Indonesia, dinilai pasar yang pas. "Mengingat jumlah penduduknya yang besar," ia menambahkan.

Polisi wanita (polwan) yang kini menjabat sebagai Kabag Psikolog Polda Jambi ini melanjutkan, jika ditarik ke belakang, melihat dari bahasanya saja, Muslim Cyber Army (MCA), sudah ada kata "Army" di dalamnya.

"Itu menandakan kelompok tersebut melabel dirinya sebagai semacam kekuatan angkatan untuk tujuan agar terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Kemudian berakibat pada ketidakseimbangan pada suatu hal," Dilia menandaskan.Â