Liputan6.com, Cilegon - Banyak kisah yang dilalui para peserta lomba renang lintas Selat Sunda, yang memecah gelombang sejauh 39 kilometer sejak Jumat 2 Maret hingga Sabtu 3 Maret 2018.
Seperti yang diceritakan Kopda (Mar) Budi Santoso, juara satu renang lintas Selat Sunda dalam rangka HUT ke 72 Korps Marinir ini.
Budi merupakan anggota dari Batalion II Intai Amfibi (Intaifib), asli Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, lahir pada 33 tahun silam.
Advertisement
"Sudah tiga kali juara (lomba renang marinir) satu terus, yang paling sulit Selat Sunda. Jarak terlalu jauh iya, dengan arus yang kuat juga iya," ujar Budi saat ditemui di pantai Tanjung Sekong, Kota Cilegon, Banten, Sabtu 3 Maret 2 018
Bagi Budi, ini adalah kali pertama mengikuti lomba renang lintas Selat Sunda.
Dua 'Wonder Women' nya TNI pun tak kalah ketinggalan memecah gelombang Selat Sunda yang ganas. Seperti yang diceritakan oleh Serda Ni Luh Putu, anggota dari Lantamal V Surabaya.
Disengat Hewan Laut
 Selain merasakan suhu air laut yang dingin, gadis manis ini pun mendapatkan sengatan dari hewan laut, sehingga kulitnya melepuh dan terasa gatal. Meski begitu, Ni Luh berhasil mencapai garis finih.
"Dari kami baru datang, sudah diberi petunjuk sama panitia. (Tantangan) jarak pandang juga terbatas, karena kan pas turun gelap (malam). Tantangan dari arus, terus binatang laut juga," kata Serda Ni Luh, di tempat yang sama..
Anggota wanita lainnya datang dari Serda Archia Febra Novera, anggota dari Kupus II Direktorat Keuangan Angkatan Darat (Ditkuad), yang berenang selama 10 jam di dalam air laut.
"(Persiapan) latihan saja di kolam. Kita naik cuma makan, awal istirahat sekitar (pukul) setengah satu (00.30 WIB) itu di CP (check point) satu," ujarnya.
Advertisement