Liputan6.com, Jakarta: Komunitas Penyiaran Indonesia yang terdiri atas 30 organisasi praktisi dan profesi penyiaran menggelar unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (3/5) siang. Mereka menentang segala bentuk dominasi dan intervensi pemerintah yang terlihat nyata dalam Rancangan Undang-undang Penyiaran yang kini sedang dibahas di DPR. Demikian pemantauan SCTV di Jakarta.
Ratusan pengujuk rasa menilai pemerintah selama ini tidak mau mendengar masukan dari berbagai elemen masyarakat. Karena itu, pengunjuk rasa mendesak pemerintah untuk melepaskan keinginannya mengendalikan media. Sebab, bila pemerintah terlalu jauh ikut campur dikhawatirkan akan mengubur demokrasi di bidang penyiaran.
Namanya juga praktisi dan penyiar, acara tersebut ternyata dijadikan materi siaran sejumlah stasiun radio yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia. Alhasil, unjuk rasa itu pun mengudara secara langsung ke seluruh Indonesia.
Keterlibatan sejumlah "selebriti" penyiaran menyebabkan demonstrasi yang berlangsung damai itu menarik perhatian warga. Maklum, ratusan demostran selain berpakaian rapih, tampil menarik sekaligus wangi. Unjuk rasa juga diselingi permainan debus yang disumbangkan praktisi penyiaran dari Banten.(YYT/Arfan Yap Bano dan Jhony Akbar)
Ratusan pengujuk rasa menilai pemerintah selama ini tidak mau mendengar masukan dari berbagai elemen masyarakat. Karena itu, pengunjuk rasa mendesak pemerintah untuk melepaskan keinginannya mengendalikan media. Sebab, bila pemerintah terlalu jauh ikut campur dikhawatirkan akan mengubur demokrasi di bidang penyiaran.
Namanya juga praktisi dan penyiar, acara tersebut ternyata dijadikan materi siaran sejumlah stasiun radio yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia. Alhasil, unjuk rasa itu pun mengudara secara langsung ke seluruh Indonesia.
Keterlibatan sejumlah "selebriti" penyiaran menyebabkan demonstrasi yang berlangsung damai itu menarik perhatian warga. Maklum, ratusan demostran selain berpakaian rapih, tampil menarik sekaligus wangi. Unjuk rasa juga diselingi permainan debus yang disumbangkan praktisi penyiaran dari Banten.(YYT/Arfan Yap Bano dan Jhony Akbar)