Liputan6.com, Jakarta - Lautan sampah teluk Jakarta menjadi sorotan dalam beberapa hari belakangan. Pemprov DKI Jakarta telah mengambil langkah untuk menjadikan lokasi itu bersih kembali.
Sampah teluk Jakarta setebal satu meter di atas permukaan laut itu terus dibersihkan oleh petugas. Perlu tenaga ekstra agar lokasi itu kembali semula, bersih tanpa sampah.
Di tengah tugasnya, para pekerja dengan riang mengangkut sampah tersebut. Pantauan Liputan6.com, mereka saling melempar sampah diiringi tawa yang membahana.
Advertisement
Padahal, bau sampah sudah tercium dari jarak jauh. Kotornya sampah seolah tak dipedulikan para petugas kebersihan ini.
"Enggak apa, biar enggak bosan," ujar seorang petugas sambil terus mengangkat sampah.
Tulisan dan logo Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air yang terpampang di seragam mereka pun tidak lagi terbaca. Semuanya berubah menjadi warna hitam, begitu juga kulit di sekujur tubuh mereka.
Para petugas kebersihan mengangkat sampah tanpa sarung tangan. Aksi candaan itu berlangsung beberapa menit, sampai akhirnya mereka kembali serius mengangkut sampah dengan tangan kosong ke dalam keranjang biru.
Di balik keceriaan mereka dalam bekerja mengangkut limbah, keberadaan sampah Teluk Jakarta itu menyimpan deretan fakta menarik. Apa saja? Berikut ini enam fakta yang dihimpun Liputan6.com:
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
1. Lokasi Sampah untuk Budidaya Bandeng
Ketua Komunitas Mangrove Muara Angke (Komma) Risnandar mengungkapkan awalnya, kolam sampah Teluk Jakarta itu akan dijadikan tambak budi daya ikan bandeng. Namun, banjir rob telah mengempaskan sampah laut dari berbagai wilayah ke pusara kolam tersebut.
"Jadi tanggal 13 Februari sebelum Imlek itu terjadi angin barat atau rob yang cukup besar. Jadinya ombak masuk ke sini, sehingga menghantam pembatas dan ombak itu membawa sampah akhirnya masuk ke sini," ucap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (18/3/2018).
Banjir rob memang sudah surut, tapi sampah Teluk Jakarta tetap tertinggal di kolam itu. Air laut pun menjadi tercemar dan tidak mungkin menjadi tempat hidupnya benih ikan bandeng. Rencana menebar benih ikan bandeng pada April esok pun terpaksa batal.
Namun, Komma tak mau memasrahkan kolam itu begitu saja. Mereka berniat membangun hutan mangrove di atas kolam yang saat ini menjadi tempat sampah Teluk Jakarta.
Â
Advertisement
2. 400 Personel Dikerahkan
Pemprov DKI mengerahkan 400 personel untuk mengangkut tumpukan sampah di Blok Empang Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.
Tim gabungan itu berasal dari beberapa satuan kerja, yakni Suku Dinas (Sudin) Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu, Sudin LH Jakarta Utara (Jakut), UPK Badan Air, dan PPSU dari berbagai kecamatan di Jakut.
Menurut Wali Kota Jakarta Utara, Husein Murad, tumpukan sampah berasal dari laut. Benda-benda itu terdorong ke daratan akibat fenomena rob dan terjebak di Blok Empang Muara Angke.
Â
3. Sampah Teluk Menumpuk Sejak 2014
Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno menyatakan, penanganan sampah Teluk Jakarta harus dilakukan khusus karena terdapat konservasi hutan mangrove.
Politikus Gerindra ini menyebut, penumpukan sampah Teluk Jakarta sudah terjadi sejak 2014. Namun, dia tidak mau menyalahkan pemerintah sebelumnya. Dia percaya pemerintah sebelum juga sudah bekerja keras untuk menyelesaikan sampah ini.
"Kabarnya dari pengelola sampah Teluk Jakarta di sana dari 2014, tapi kita yakni bahwa sebelumnya pemerintah sudah memberi perhatian, tapi belum eksekusi saja. Jadi, kita jangan saling menyalahkan, kita kerjakan saja sekarang positive thinking saja kita bereskan," ucap dia.
Â
Advertisement
4. Target 20 Ton Sampah Terangkut
Puluhan ton sampah menggenangi kawasan mangrove Teluk Jakarta. Hari Minggu, 18 Maret 2018, pembersihan sampah 20 ton ditargetkan akan terangkut.
Lebih dari 400 petugas gabungan dari Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Suku Dinas (Sudin) Lingkungan Hidup, dan Tata Air Jakarta dikerahkan untuk membersihkan sampah.
Akibat tumpukan sampah ini, proses penanaman mangrove di lahan seluas 1,5 hektare terhambat. Sampah-sampah ini berasal dari 13 muara sungai serta banjir rob, Februari 2018 lalu.
Â
5. Kerahkan Alat Berat
Pemprov DKI mengerahkan alat berat amphibi excavator swamp sejak hari ke-2, Minggu, 18 Maret 2018 di Blok Empang Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara. Alat-alat itu digunakan untuk mengangkut sampah Teluk Jakarta.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Herdiman meyakini target pembersihan sampah di teluk Jakarta ini tuntas dalam kurun waktu kurang dari tujuh hari.
"Kalau pakai alat berat, saya yakin hanya beberapa hari. Optimistis (selesai)," ujar Yusen.
Â
Advertisement
6. Kembali Ditanam Mangrove
Hari kedua pembersihan sampah, pemerintah dan warga menargetkan 20 ton sampah terangkut. Sampah-sampah ini berasal dari 13 muara sungai serta banjir rob Februari lalu.
Sedianya, lahan 1,5 hektare ini akan ditanam pohon mangrove tapi terhambat karena adanya tumpukan sampah.
"Yang dilakukan sekarang adalah membersihkan sampah plastik dan nantinya akan kita tanami pohon mangrove. Sekarang tempat yang sudah tidak ada sampahnya sudah mulai kita tanami pohon mangrove," jelas Wali Kota Jakarta Utara Husein Murad.
Selain mengangkut sampah, para petugas juga menanam bibit mangrove baru di tempat-tempat yang sampahnya telah dibersihkan.