Liputan6.com, Jakarta - Hujan lebat yang disertai turunnya butiran es menerjang wilayah Bandung, Jawa Barat. Bahkan kondisi tersebut berlangsung hingga durasi sekitar tujuh menit.
Menurut Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko, fenomena hujan es merupakan peristiwa alamiah yang biasa terjadi. Kondisi ini muncul biasanya disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Baca Juga
"Lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," ujar Hary kepada wartawan, Selasa (20/3/2018).
Advertisement
Sehari sebelum hujan es, kata dia, udara pada malam hingga pagi terasa panas dan gerah. Selain itu, udara terasa panas dan gerah akibat adanya radiasi matahari yang cukup kuat.
"Ini ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)," ujar dia.
Selain itu, mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus atau awan putih berlapis–lapis, di antara awan itu ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
"Tahap berikutnya awan itu akan cepat berubah warna menjadi abu–abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus)," jelas Hary.
Saksikan video menarik berikut ini:
Hujan Deras Tiba-Tiba
Tanda lainnya biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba–tiba.
"Jika 1–3 hari berturut–turut tidak ada hujan pada musim transisi, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak," beber Hary.
Advertisement