Sukses

Soal Cawapres Jokowi, JK: Sudah Banyak Calon, Kita Tunggu Saja

Jusuf Kalla menegaskan, yang baik untuk cawapres Jokowi yaitu memenuhi kriteria tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengaku belum ada pembicaraan terkait pembahasan calon wakil Presiden untuk Joko Widodo atau Jokowi pada Pilpres 2019. Dia menjelaskan, memang sudah banyak nama-nama yang disandingkan untuk mendampingi Jokowi maju dalam laga tersebut.

"Belum, tentu sudah banyak calon-calon yang dibicarakan dan diskusikan, ya kita tunggu saja," kata JK di Kantornya, Jalan Merdeka Selatan, Selasa (20/3/2018).

Menurut JK, kriteria yang cocok untuk mendampingi Jokowi yaitu bisa mengungguli elektabilitas mantan Gubernur DKI itu. Kemudian apabila terpilih jadi wakil presiden, bisa membantu Jokowi.

"Kalau perlu malah harus setara dengan Presiden. Karena kalau terjadi apa-apa, dia menggantikan Presiden," kata JK.

JK pun mencontohkan pada saat Megawati Soekarnoputri, yang sebelumnya menjadi wakil presiden, dan kemudian sebagai presiden.

"Harus punya kualitas seperti itu. harus kualitasnya sama dengan presiden. Tidak boleh asal milih, karena dia bisa jadi presiden juga," kata JK.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Memenuhi Kriteria

Namun, JK enggan membeberkan siapa yang cocok untuk Jokowi. Dia hanya menegaskan, yang baik untuk Jokowi yaitu memenuhi kriteria tersebut.

Sebelumnya, PDI Perjuangan mengatakan pembahasan calon wakil presiden Jokowi akan dilakukan usai pelaksanaan pilkada serentak pada Juni 2018.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, dalam pertemuan tersebut akan mengundang para ketua umum parpol pendukung Jokowi. Termasuk Jusuf Kalla.

"(Cawapres) ini ruang lingkup ketua umum pendukung Jokowi. Sehingga konsen kita bagaimana pemilu sebagai prinsip aktualisasi kedaulatan rakyat. Cawapres yang kita cari sosok pemimpin untuk rakyat dan negara. Setelah pemilu (Pilkada 2018), momentum terbaik Jokowi-JK bersama ketua umum partai untuk bicarakan ke depan," ucap Hasto di kantor DPP Golkar,Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Reporter: Intan Umbari Prihatin