Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut bahwa Indonesia diramalkan bubar pada 2030. Pidato tersebut kemudian ramai diperbincangkan setelah Partai Gerindra menguggahnya di akun resmi partai berlambang kepala burung Garuda.
Tak dijelaskan kapan pidato politik Prabowo itu disampaikan. Namun dari visual yang ditampilkan, diduga pidato itu terjadi saat Gerindra melakukan temu kader di Sentul Bogor, tahun lalu.
Dalam cuplikan video itu, Prabowo mengatakan, kajian bangsa lain tak menyertakan Indonesia di tahun 2030. Menurut Prabowo, kajian itu memprediksi Indonesia akan bubar.
Advertisement
"Saudara-saudara. Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," kata Prabowo dalam video yang diunggah Senin 19 Maret 2018.
"Bung, mereka ramalkan kita ini bubar, elite kita ini merasa bahwa 80 persen tanah seluruh negara," kata Prabowo lagi.
Prabowo pun menyinggung soal aset yang dimiliki negara hanya dikuasai satu persen saja. Begitu juga kekayaan Indonesia yang malah dibawa dan dimanfaatkan ke luar negeri.
"Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian. Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang, semakin culas, semakin maling. Tidak enak kita bicara, tapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi," tutur Prabowo dalam video itu.
Apa yang disampaikan Prabowo rupanya bukan pertama kali diucapkan. Dalam sebuah Bedah Buku "Nasionalisme, Sosialisme, dan Pragmatisme. Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo", di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Senin 27 September 2013.
Dalam pidatonya Prabowo banyak menyinggung soal geopolitik dan ekonomi Indonesia. Mantan Pangkostrad itu juga menyinggung soal kehidupan petani, impor garam, sulitnya warga Jakarta memperoleh air minum sampai dengan kurang gizi di Nusa Tenggara Timur.
Namun, dalam pertengahan pidatonya, Prabowo mengeluarkan tiga buku. Buku tersebut dia beli saar berkunjung ke luar negeri. Buku pertama adalah Destined for War: Can America and China Escape Thucydides's Trap? karya Graham Allison. Sementara buku kedua adalah War by Other Means: Geoeconomics and Statecraft karya Ambassador Robert D. Blackwill. Kedua buku ini lantas dihibahkan Prabowo untuk Fakultas FEB
Pernah Disampaikan di UI
Buku terakhir adalah bergenre novel fiksi ilmiah karya P.W Singerdan dan August Cole. Dalam buku tersebut, ahli politik luar negeri tersebut memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan dalam konflik global.
Di mana China mengambil alih sebagai negara super power mengalahkan Amerika Serikat. Buku ini membedah kebangkitan ekonomi China. Indonesia sendiri dalam novel itu tidak disebutkan secara mendalam bahwa Indonesia akan musnah atau Failed State seperti Uni Soviet.
Waketum Gerindra, Fadli Zon membenarkan bahwa video itu merupakan pidato Prabowo yang diunggah oleh Facebook Gerindra. Menurut dia, pernyataan Prabowo merupakan peringatan karena pemerintahan sekarang belum mengelola negara dengan baik.
"Jadi begini, ini namanya warning ya. Tentu kita ingin Indonesia lebih tahun dari 1.000 tahun, sampai kiamat kalo perlu. tetapi kalau cara memimpin Indonesia seperti sekarang ya bisa kacau," ujar Fadli di DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (20/3).
Wakil Ketua DPR ini mencontohkan, pada negara Uni Soviet yang tak bertahan lama. Indonesia saat ini juga tersandera dalam lilitan utang negara yang tinggi.
"Kita lihat pengalaman Uni Soviet negara yang sangat kuat saja bertahan hanya 70 tahun. Padahal dia punya partai yang sangat kuat dia punya Red Army yang sangat kuat. Saya kira yang saat ini udah banyak salah jalan. Seperti masuk jerat utang," ujar Fadli.
Advertisement
Respons Istana
Juru Bicara Presiden, Johan Budi mempertanyakan pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut bahwa Indonesia akan bubar pada 2030 mendatang.
Seperti diketahui, dalam sebuah video Prabowo membacakan hasil kajian dari sejumlah pakar asal negera lain tentang kemungkinan bubarnya Indonesia pada 2030.
"Kalau pak Prabowo menyatakan 2030 Indonesia bubar itu dasarnya apa? Itu perlu ditanya juga, kan harus ada kajian ilmiah, analisis," kata Johan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Menurut Johan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla justru saat ini tengah berupaya memperbaiki dan berbenah di berbagai sektor.
"2045 kan targetnya Indonesia emas. Justru itu upaya-upaya menuju ke sana," ucap Johan.
Johan mengatakan di bawah kepemimpinan Jokowi-JK peringkat Indonesia dalam hal investasi terus meningkat. Artinya, kata dia, parameter menuju negara lebih baik semakin terlihat.
"Bukan sebaliknya, bahwa ada kemudian yang punya pendapat silakan ditanya ke yang berpendapat 2030 itu negara bubar," terang Johan.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra, Hanz, Andry Haryanto