Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News hari ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mempersilakan masyarakat untuk belajar ke luar negeri, asal membawa ilmu yang bermanfaat.
Aqil juga berpesan, jika ingin belajar tentang Islam, datanglah ke negara Arab. Dengan catatan, pulang harus membawa ilmu, bukan gamis atau jenggot.Â
Baca Juga
Sementara itu, pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal ramalan Indonesia bubar di 2030 bikin ricuh aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia. Prabowo mengakui bahwa ia mengutip sebuah novel fiksi ilmiah Ghost Fleet: a Novel of The Next World War.Â
Advertisement
Ghost Fleet merupakan karya fiksi ilmiah yang mengulas isu perang masa depan, termasuk kemungkinan Perang Dunia III. Telaah dalam novel tersebut disusun melalui hasil pengamatan dinamika politik, persaingan teknologi, serta isu spionase di antara ketiga negara: Amerika Serikat, China, dan Rusia.
Pernyataan Prabowo Subianto tentang Indonesia bubar di 2030 ditepis oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.Â
Mengambil isi dari Alquran, Aqil menjelaskan, bangsa yang besar dan beriman akan tetap ada. Menurutnya, kesatuan bangsa bukan hanya soal geografi, tapi yang terpenting keutuhan budaya.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 News Hari Ini:
1. Ketum PBNU: Belajar ke Arab Pulang Bawa Ilmu, Bukan Gamis dan Jenggot
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyampaikan bangsa Indonesia akan tetap ada sampai kapan pun, terlebih jika warganya sendiri bangga dengan budayanya sendiri.
"Belajar ke Arab boleh, tapi pulang harus bawa ilmu, bukan bawa jenggot. Jangan bawa gamis, bawa ilmu. Karena kalau belajar Islam belum ke Arab memang kurang. Begitu pula yang belajar di Amerika, Eropa. Silakan belajar ke mana, Australia, pulang bawa teknologi, ilmu, jangan bawa budaya. Dari Eropa jangan bawa anggur, dari Arab jangan bawa gamis, jenggot," jelas dia.
Said Aqil menyatakan bahwa budaya Indonesia lebih baik daripada budaya Timur Tengah. Seperti adab memanggil saudara, istri, dan keluarga lainnya, Indonesia lebih santun dibanding Arab Saudi.
Terlebih, Indonesia punya pondasi fundamental, yakni Pancasila. Dasar negara itu berperan besar menjaga keutuhan NKRI. Tidak seperti bangsa lain yang bahkan negara Islam pun penuh konflik berkepanjangan dalam bentuk peperangan antar saudara.
2. HEADLINE: Indonesia Bubar 2030, Realistis atau Fiksi Belaka?
Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, mendadak riuh. Pemicunya, pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang berapi-api menyebut "ramalan"Â Indonesia bubar 2030.
Prabowo mengakui bahwa ia mengutip sebuah karya fiksi ilmiah novel fiksi Ghost Fleet: a Novel of The Next World War, karya pengamat militer, Peter W. Singer dan August Cole sebagai dasar "ramalannya". Â
"Itu ada tulisan dari luar negeri. Banyak pembicaraan seperti itu di luar negeri. Begini ya, jadi di luar negeri ada namanya scenario writing. Memang bentuknya mungkin novel, tapi yang nulis adalah ahli-ahli intelijen strategis, you buka dong. You buka, baca, belum kan?" ujar Prabowo saat ditemui di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Maret 2018.
Benarkah negeri kita sedemikian genting dan terancam bubar seperti kata Prabowo?
3. Kisah Fiksi Indonesia Bubar 2030
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpidato seputar ancaman Indonesia bubar pada 2030. Dalam pidato itu, dia juga menyinggung kekayaan Indonesia yang malah dibawa dan dimanfaatkan ke luar negeri.
Pidato politik Prabowo Subianto itu ternyata menjadikan novel berjudul Ghost Fleet sebagai referensi. Sebuah karya fiksi karya Peter W Singer dan August Cole yang membahas masa depan dunia.
Ucapan Prabowo terkait Indonesia Bubar pada 2030 ternyata bukan yang pertama kali. Sebelumnya, pernyataan serupa disampaikan saat bedah buku bertajuk "Nasionalisme, Sosialisme, dan Pragmatisme. Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo" di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), 18 September 2017.
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon membenarkan adanya video pidato Prabowo tersebut. Menurut dia, pernyataan Prabowo merupakan peringatan karena pemerintahan sekarang belum mengelola negara dengan baik.Â