Liputan6.com, Bengkulu - Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian meminta para ulama untuk membantu menjaga stabilitas keamanan dan demokrasi yang sehat di Indonesia. Hal ini diungkapkan Kapolri dalam kunjungan kerja di Bengkulu, Sabtu (24/3/2018).
Tito menyiapkan waktu secara khusus bertemu para ulama Bengkulu setelah melakukan pertemuan internal dengan para pejabat utama Polda Bengkulu.
Menurutnya, peran ulama sangat penting sebagai jembatan masyarakat dengan para umarah atau pengambil kebijakan seperti Polri, TNI, pemerintah, dan lembaga politik lain.
Advertisement
"Sengaja saya melakukan ini mulai dari Bali, Semarang, Jambi, Bengkulu, dan hari ini saya menuju Palembang," ungkap Tito di Bengkulu, Sabtu.
Baca Juga
Kapolri juga meminta kepada para ulama untuk mendukung upaya melawan berita bohong atau hoax. Sebab, potensi ancaman stabilitas keamanan bisa muncul dari penyebaran berita yang tidak akurat.
Masyarakat tidak boleh bingung dengan berita yang disebar luaskan mengandung unsur kebohongan. Apalagi ditambah dengan ayat-ayat yang seolah-olah membenarkan informasi bohong yang membuat masyarakat menjadi percaya.
Jika ada informasi yang diragukan kebenarannya, Kapolri meminta para ulama untuk memberikan klarifikasi apakah benar atau tidak informasi yang beredar tersebut. Jika tidak benar, jangan disampaikan kepada jemaah atau umat. Begitupun sebaliknya, jika ada informasi yang tidak benar dari para jemaah, dia minta ulama memberi klarifikasi.
"Tolong tabayun atau klarifikasi dan dicerna secara rasional, jangan sampai masyarakat menjadi bingung, kita minta dukungan para ulama," tegas Kapolri Tito karnavian.
Â
Â
Â
Bengkulu Aman
Provinsi Bengkulu secara umum, menurut Kapolri Tito, saat ini dalam kondisi yang kondusif dan relatif aman. Dia mengaku sangat jarang menerima informasi negatif terkait keamanan di Bengkulu.
Meskipun ada peristiwa keributan antar kampung, penangkapan bandar narkoba hingga kasus kekerasan lain terjadi di wilayah yang dipimpin Kapolda Coki Manurung ini, menurut Kapolri peristiwa itu tidak terlalu besar dan masih bisa dikendalikan secara baik oleh jajaran kepolisian di daerah ini.
"Dalam peta Jakarta, Bengkulu sangat aman," tegasnya.
Tito juga melihat iklim demokrasi di Bengkulu sangat baik. Meskipun sudah melaksanakan dua kali pemilihan kepala derah serentak dan akan menggelar Pilkada Kota Bengkulu pada pertengahan 2018 mendatang, situasi Bengkulu masih sangat baik.
"Pilkada ini bagian dari demokrasi, hal biasa dan harus dijalankan," lanjut Tito.
Advertisement
Perluasan Mapolda
Dalam kunjungan kerja ke Bengkulu, Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan perluasan gedung Mapolda Bengkulu, di atas lahan yang bersebelahan dengan gedung utama Mapolda Bengkulu. Secara bersamaan, Kapolri juga menandatangani prasasti peresmian Rumah Sakit Bhayangkara Tipe III Polda Bengkulu.
Usai pembangunan gedung dan peningkatan status RS Bhayangkara ini, Polda Bengkulu yang saat ini masih termasuk dalam Polda Tipe B, akan diusulkan untuk naik tingkat menjadi tipe A. Tetapi harus melalui tahapan yang panjang.
Menurut Kapolri, pihaknya sangat respons dengan rencana peningkatan tipelogi Polda tersebut, tetapi harus melalui pengkajian yang mendalam dan disetujui Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Saat ini ada 4 provinsi yang sedang dalam kajian untuk peningkatan tipe Polda baru yaitu Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
"Secara pribadi saya mendukung peningkatan status ini, apalagi didukung Gubernur dan DPRD," kata Kapolri Tito Karnavian.