Sukses

Soal Pidato Prabowo, Mahfud MD: Jangan Kacaukan NKRI dengan Pesimisme

Menurut Mahfud MD, karya fiksi yang menyebut Indonesia bakal bubar pada 2030 harus tetap dibantah dengan kajian data.

Liputan6.com, Jakarta - Pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal Indonesia bubar 2030 menjadi sorotan. Banyak pihak yang mempertanyakan data dari novel yang menjadi rujukan Prabowo tersebut.

Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, pesan yang disampaikan Prabowo Subianto bisa dianggap sebagai warning bagi Indonesia. Namun begitu, fiksi itu harus tetap dibantah dengan kajian data.

"Memang, ya. Makanya sy bilang, ia hrs dipandang sbg peringatan agar kita ber-hati2, jgn dipandang sbg hal serius. Makanya hrs diberi bantahan sbg pembanding. Pd 6-2-2013 Sy sdh kutip dan pidatokan di RSIS Singapure bhw mnrt McKensey pd 2030 Indonesia menjadi kekuatan ekonomi ke 7," tulis Mahfud MD dalam akun twitternya, yang dikutip Liputan6.com, Jakarta, Minggu (25/3/2018).

Dalam tweet-nya, Mahfud yang pernah bergabung dalam tim Prabowo saat Pilpres 2014 lalu juga mengungkapkan bahwa ia telah berseberangan dengan mantan Danjen Kopassus tersebut sejak lama. Terutama saat diajak memperkarakan hasil Pilpres 2014 ke MK.

Ia enggan melakukan itu karena mengetahui posisi hukumnya. Selain itu, saat gerakan 212 bergema, Mahfud lebih menikmati dengan menjadi penonton.

"Sy manusia bebas, bicara dgn nurani dan logika sendiri. Jgn kacaukan NKRI dgn pesimisme," imbuh Mahfud MD.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Indonesia Bubar 2030

Pada Senin, 18 September 2017, Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, mendadak riuh. Pemicunya, pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang berapi-api menyebut "ramalan" Indonesia bubar 2030.

Mantan Panglima Kostrad itu hadir dalam bedah buku Nasionalisme, Sosialisme, dan Pragmatisme. Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo. Sebagai orang yang besar di dunia militer, Prabowo harus berbicara soal ekonomi di hadapan para profesor dan pengamat ekonomi kenamaan, antara lain Emil Salim, Dorodjatun Kuntjorojakti, Miranda Goeltom, dan Faisal Basri.

Rupanya tidak hanya sekali. Pernyataan serupa juga disampaikan Prabowo dalam sebuah pidato politik yang diunggah akun resmi Facebook Partai Gerindra. Untuk yang ini, pernyataan tersebut mendadak jadi buah bibir di masyarakat. Geger pun terjadi.

Prabowo mengakui bahwa ia mengutip sebuah karya fiksi ilmiah novel fiksi Ghost Fleet: a Novel of The Next World War, karya pengamat militer, Peter W. Singer dan August Cole sebagai dasar "ramalannya".

"Itu ada tulisan dari luar negeri. Banyak pembicaraan seperti itu di luar negeri. Begini ya, jadi di luar negeri ada namanya scenario writing. Memang bentuknya mungkin novel, tapi yang nulis adalah ahli-ahli intelijen strategis, you buka dong. You buka, baca, belum kan?" ujar Prabowo saat ditemui di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Maret 2018.