Sukses

Di Acara Golkar, Luhut Sindir yang Kerap Bicara Tanpa Data

Indonesia sebenernya hebat hanya di intervensi dengan berita-berita tidak bener itu.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Maritim, Luhut Binsar Panjaitan menyindir seseorang yang kerap berbicara tanpa data.

Sindiran itu disampaikan sewaktu mengisi acara dalam Orientasi Fungsionaris Pusat Partai Golkar 2018, di Hotel Red Top & Convention Centre, Jakarta Pusat Minggu, (25/3/2018).

Saat itu, Luhut Binsar Panjaitan meminta staf ahlinya bernama Purbaya memaparkan ekonomi makro Indonesia.

Selama 15 menit, Purbaya menjelaskan tentang kemajuan Indonesia. Setelah selesai, Luhut langsung menyampaikan kepada ribuan kader Golkar bahwa Indonesia sebenarnya negera hebat.

Hanya saja belakangan selalu mendapatkan intervensi berita tidak benar. Salah satu yang dibahasanya mengenai berita bohong atau dia menyebutnya 'pengibulan'.

"Indonesia sebenernya hebat hanya di intervensi dengan berita-berita tidak bener itu. Yang mungkin ramai mengenai pengibulan. Siapa yang ngibul, jaman sekarang mau ngibul kan tidak bener," kata Luhut.

Terkait adanya pemberitaan itu, Luhut meminta Partai Golkar jangan ikut-ikutan.

"Partai Golkar bicara tentang data. Saya akan kasih data-data ini nanti lihat ya, tolong pak Sekjen dibagi ke semua," ujar dia.

"Jadi anda berbicara data saja. Jadi kalau berbicara dengan data. Data bisa dipertanggunjawabkan," dia menandaskan.

 

2 dari 2 halaman

Presiden: Jangan Asbun

 

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan pemerintahannya terbuka menerima kritik. Hanya saja, kritik itu harus berdasarkan data.

Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Perindo. 

"Kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada. Tetapi kritik itu harus berbasis data. Kritik itu harusnya tidak asbun, asal bunyi," kata Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (21/3/2018).

Jokowi mengatakan kritik itu penting. Apalagi, sambung dia, kritik menjadi masukan perbaikan kebijakan yang ada saat ini.

Akan tetapi, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan agar kritik yang disampaikan tidak mengandung unsur cemooh, fitnah, dan hujatan.

"Kritik dengan menghujat itu beda. Kritik dengan fitnah juga beda. Kritik itu mestinya dimaksudkan untuk mencari kebijakan yang lebih baik," ucap Jokowi.

Kritik kepada pemerintah yang sedang menjadi polemik dilontarkan politikus senior PAN, Amien Rais. Ia menuding program bagi-bagi sertifikat yang dilakukan pemerintah mengandung kebohongan.

Video Terkini