Sukses

Setelah Ditutup 3 Bulan, Gunung Gede Pangrango Dibuka 1 April

Keputusan pembukaan kembali jalur pendakian Gunung Gede dilakukan berdasarkan rekomendasi dari BMKG Bogor.

Liputan6.com, Bogor - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) kembali membuka Gunung Gede Pangrango untuk jalur pendakian pada 1 April 2018.

Dua gunung yang terletak di Jawa Barat ini sempat ditutup untuk umum sejak 1 Januari 2018. Alasannya terkait keamanan pendaki karena di wilayah tersebut sedang dilanda cuaca ekstrem sekaligus dalam rangka pemulihan ekosistem.

"Iya, 1 April jalur pendakian sudah dibuka kembali," kata Ade Bagja, Pengendali Ekosistem Hutan & Humas TNGGP, Senin (26/3/2018).

Keputusan pembukaan kembali jalur pendakian dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bogor. Hasil pemantauan lapangan oleh petugas Balai TNGGP, cuaca di kawasan Gunung Gede Pangrango juga mulai membaik.

"Januari memang penutupan rutin tahunan untuk pemulihan ekosistem. Di bulan itu juga cuaca di atas ekstrem," terang Ade.

Untuk pendakian kali ini, Balai TNGGP memberikan kemudahan. Wisatawan cukup mengambil surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi) dan memeriksa kesehatan di masing-masing pintu masuk. Antara lain, Pintu Cibodas di Kantor Balai Besar TNGGP, pintu Gunung Putri di kantor Resor Gunung Putri, dan Selabintana di Kantor Bidang Sukabumi di Jalan Perbawati.

"Sebelumnya ngambil Simaksi harus di Balai Besar TNGGP di Cibodas. Kalau sekarang, mau naik bisa ambil Simaksi di tiga pintu itu," kata dia.

Namun sebelum mengambil Simaksi, lanjut Ade, calon pendaki gunung gede harus melakukan pendaftaran melalui booking online.

"Setelah itu wisatawan bisa mengambilnya sesuai dengan pintu masuk yang tertera dalam Simaksi," kata dia.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Periksa Kesehatan

Kemudahan lainnya adalah terkait pemeriksaan kesehatan. Kini para wisatawan yang hendak mendaki gunung tersebut bisa memeriksakan kesehatannya di masing-masing pintu masuk. Dengan demikian, wisatawan tidak perlu melampirkan surat keterangan kesehatan saat pengambilan Simaksi.

"Di setiap pos ada dokter yang akan memeriksa kesehatan, jadi tidak perlu cek kesehatan di luar," ujar Ade.

Menurut Ade, para wisatawan wajib memeriksakan kesehatan sebelum melakukan pendakian. Ini dilakukan demi keamanan dan kenyamanan para pendaki itu sendiri.

"Mendaki gunung itu butuhk fisik prima. Karenanya kita perlu tahu kondisi kesehatan terkini dengan diperiksa sesaat sebelum pendakian," kata dia.