Sukses

Bareskrim Kejar Penyebar Video Hoaks tentang Telur Palsu

Pelaku penyebar informasi hoaks tersebut bisa dijerat dengan UU ITE karena telah menyebarkan informasi bohong mengenai telur palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Asep Safruddin mengemukakan, jajarannya masih mengejar pelaku penyebar video hoaks soal keberadaan telur palsu yang viral di media sosial.

"Kami masih menyelidiki pelaku yang memviralkan video ini. Masih kami kejar," tutur Kombes Asep di Jakarta, Selasa 27 Maret 2018.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, diketahui bahwa video tentang telur palsu itu dibuat di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat.

Menurutnya, pelaku penyebar informasi hoaks tersebut bisa dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena telah menyebarkan informasi bohong mengenai telur palsu.

Dia menjelaskan, video telur palsu yang beredar di media sosial sebenarnya merupakan video proses pembuatan telur mainan untuk anak-anak, bukan telur yang biasa dikonsumsi. Tapi informasi pada video dibuat seolah-olah menunjukkan bahwa ada produsen telur yang memproduksi telur palsu untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

"Jadi ada yang memviralkan agar seolah-olah itu adalah telur palsu. Padahal itu adalah mainan yang diproduksi untuk anak-anak. Setelah dilakukan pengecekan di laboratorium, hasilnya telur itu tidak palsu. Telur itu adalah telur yang siap dikonsumsi," kata Asep seperti dikutip dari Antara.

Bahkan, Asep menambahkan, akibat viralnya video ini di medsos, ada warga masyarakat yang termakan isu tersebut dan menumpahkan kekesalannya.

"Ada salah seorang warga yang terekam tengah marah dan menuding adanya telur palsu. Setelah ditelusuri, ternyata ia termakan isu hoaks soal telur palsu," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Pelaku Minta Maaf

Sementara itu, Syahroni B Daud (49), pria yang videonya menjadi viral karena telur palsu, meminta maaf kepada masyarakat. Dia pun mengklarifikasi soal temuan telur yang sempat diduganya palsu.

Dalam video berdurasi 02.38 menit itu, dirinya menerangkan kalau telur dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang didapatkan anaknya dari Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, palsu.

"Ternyata setelah diinvestigasi kemarin, alhamdulillah ternyata saya sangat besar salahnya. Dan ternyata telur yang beredar ini tentu yang saya dapatkan adalah benar-benar asli, dan tidak ada palsu," ucap Syahroni dalam jumpa pers di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa kemarin.

Dia mengatakan, telur yang didapat anaknya dari KJP memang asli dan memiliki kualitas yang bagus dan berbeda dengan telur yang biasa dijual di warung.

"Saya imbau kepada masyarakat jangan sungkan-sungan untuk mengonsumsi telur yang beredar di masyarakat kita," kata Syahroni.