Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah dituduh mengkhianati hasil kesepakatan perundingan Jenewa menyusul kematian Juru Bicara GAM Ayah Sofyan di Aceh Besar, Sabtu pekan kemarin [Baca: Gencatan Senjata Disepakati, Jubir GAM Tewas Ditembak]. Soalnya, dalam perundingan RI-GAM di Jenewa, Swiss, 10-11 Mei silam, telah bersepakat gencatan senjata. Tuduhan tersebut dibantah Ketua Delegasi Perundingan RI Wiryono Sastrohandoyo seusai bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Senin (13/5).
Menurut Wiryono, sebenarnya kesepatakan yang dihasilkan kedua belah pihak baru sebatas upaya penghentian permusuhan dan tindak kekerasan sebagai langkah awal penyelesaian atas konflik yang terjadi [baca: RI-GAM Sepakat Gencatan Senjata]. Jadi, kematian Ayah Sofyan bukan berarti pemerintah mengkhianati kesepatan yang dibuat. "Tolong dipikirkan dengan jernih," kata Wiryono.
Wiryono menambahkan, pemerintah hingga kini masih memikirkan sosialisasi hasil perundingan tersebut di lapangan. Namun ia yakin hal itu tak terlalu sulit. Sebab, dengan sendirinya akan ada penyesuaian mengenai hasil perundingan dengan petugas di lapangan. "Hal itu masih bisa diatasi," ucap Wiryono.
Menanggapi rumor yang menyebutkan adanya perbedaan sikap antara Cilangkap dengan Departemen Luar Negeri mengenai perundingan, Wiryono menjelaskan, kedua belah pihak memiliki pandangan yang sama mengenai persoalan Aceh. "Tidak ada perbedaan. Deplu dan Mabes TNI sama-sama menghendaki perdamaian," ujar Wiryono.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)
Menurut Wiryono, sebenarnya kesepatakan yang dihasilkan kedua belah pihak baru sebatas upaya penghentian permusuhan dan tindak kekerasan sebagai langkah awal penyelesaian atas konflik yang terjadi [baca: RI-GAM Sepakat Gencatan Senjata]. Jadi, kematian Ayah Sofyan bukan berarti pemerintah mengkhianati kesepatan yang dibuat. "Tolong dipikirkan dengan jernih," kata Wiryono.
Wiryono menambahkan, pemerintah hingga kini masih memikirkan sosialisasi hasil perundingan tersebut di lapangan. Namun ia yakin hal itu tak terlalu sulit. Sebab, dengan sendirinya akan ada penyesuaian mengenai hasil perundingan dengan petugas di lapangan. "Hal itu masih bisa diatasi," ucap Wiryono.
Menanggapi rumor yang menyebutkan adanya perbedaan sikap antara Cilangkap dengan Departemen Luar Negeri mengenai perundingan, Wiryono menjelaskan, kedua belah pihak memiliki pandangan yang sama mengenai persoalan Aceh. "Tidak ada perbedaan. Deplu dan Mabes TNI sama-sama menghendaki perdamaian," ujar Wiryono.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)